BAB
I
Sebagai
salah satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan. Dan keyakinan tersebut
dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut. Dan masalah
keyakinan telah dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat
jelas bagi umat. Keyakinan itu berupa enam landasan asas dalam islam yang
sering kita sebut dengan rukun iman.
Rukun
iman adalah suatu keyakinan yang diucapkan dengan sepenuh hati bahwa di dalam
agama islam ada landasan kepercayaan yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Selain itu rukun-rukun Iman yang enam merupakan rumusan
aqidah Islam yang mampuh menjelaskan masalah-masalah terbesar dalam kehidupan
manusia. Keenam rukun ini saling terkait dan membentuk mata rantai dan bingkai
paradigma yang jelas untuk menjawab tuntutan kebutuhan dasar manusia.
Iman kepada Allah, eksistensi, sifat-sifat dan nama-nama baik-Nya adalah poros yang menjadi orbit kelima rukun iman lainnya. Rukun pertama ini menjadi puncak seluruh kebenaran pengabdian manusia. Karena kelima rukun lain bagian dari kehendak-Nya dan sangat terkait dengan cara dan metodologi memahami dan mengetahui kebenaran kehendak-Nya serta cara menyikapinya. Iman kepada malaikat sebagai makhluk yang selalu berada di sisi Allah dan patuh tak pernah maksiat kepada-Nya menempati posisi ke dua. Mengingat salah satu sifat dasar dan fitrah manusia yang lain adalah meniru dan mencontoh seseorang. Maka Allah mengutus para rasul-Nya sebagai uswah hasanah yang mewariskan pemahaman dan penerapan yang benar kepada para pengikut-nya yang setia. Saat meyakini akibat dan balasan yang diperolehnya berdampak besar dalam mengawasi dan mengontrol kehidupannya. Maka urgensi beriman kepada hari akhir untuk memasuki alam akhirat dan pembalasan menempati rukun iman ke lima. Namun semua itu akan bermuara pada ketetapan Allah, baik maupun buruk, dalam qada’ dan qadar-Nya.
Iman kepada Allah, eksistensi, sifat-sifat dan nama-nama baik-Nya adalah poros yang menjadi orbit kelima rukun iman lainnya. Rukun pertama ini menjadi puncak seluruh kebenaran pengabdian manusia. Karena kelima rukun lain bagian dari kehendak-Nya dan sangat terkait dengan cara dan metodologi memahami dan mengetahui kebenaran kehendak-Nya serta cara menyikapinya. Iman kepada malaikat sebagai makhluk yang selalu berada di sisi Allah dan patuh tak pernah maksiat kepada-Nya menempati posisi ke dua. Mengingat salah satu sifat dasar dan fitrah manusia yang lain adalah meniru dan mencontoh seseorang. Maka Allah mengutus para rasul-Nya sebagai uswah hasanah yang mewariskan pemahaman dan penerapan yang benar kepada para pengikut-nya yang setia. Saat meyakini akibat dan balasan yang diperolehnya berdampak besar dalam mengawasi dan mengontrol kehidupannya. Maka urgensi beriman kepada hari akhir untuk memasuki alam akhirat dan pembalasan menempati rukun iman ke lima. Namun semua itu akan bermuara pada ketetapan Allah, baik maupun buruk, dalam qada’ dan qadar-Nya.
BAB II
PEMBAHASAN
ENAM
PERKARA ASAS DALAM ISLAM
Para ulama menetapkan
bahwa setiap umat islam harus percaya kepada enam perkara asas dalam islam yang
sering kita kenal sebagai “Rukun Iman”. Sebagai salah satu syarat dari iman
adalah adanya keyakinan dan kepercayaan. Keyakinan tersebut dapat muncul dari
pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut yang
telah dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan
sangat jelas bagi umat islam. Rukun iman meliputi : 1.
Percaya kepada Allah 2. Percaya kepada
Malaikat-Malaikat 3.
Percaya kepada Kitab-Kitab 4.
Percaya kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul 5.
Percaya kepada Hari Akhirat 6.
Percaya kepada Qada’ dan Qadar Dalil Al Quran tentang Rukun
Iman yaitu QS An-Nisaa’:136 :
Artinya
: " Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada Allah dan
RasulNya, dan kepada Kitab Al-Quran yang telah diturunkan kepada RasulNya
(Muhammad s.a.w) dan juga kepada Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan dahulu
daripada itu dan sesiapa yang kufur ingkar kepada Allah dan
Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya dan Rasul-rasulNya dan juga Hari
Akhirat, maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang amat
jauh."
Dalil Hadis tentang Rukun Iman Dalil
hadis tentang rukun iman yaitu hadis riwayat
Abu Hurairah ra., ia berkata : “ Pada suatu hari, Rasulullah S A W
muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seorang laki-laki dan
bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Iman itu? Rasulullah S A W menjawab : Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan
dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. Orang itu bertanya lagi
: Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah S A W menjawab : Islam adalah engkau beribadah
kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan solat fardu,
menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadan. Orang itu kembali
bertanya : Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu? Rasulullah SAW menjawab : Engkau
beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia selalu melihatmu”. Orang itu bertanya lagi Wahai Rasulullah,
kapankah hari kiamat itu? Rasulullah S A W menjawab : Orang yang ditanya : mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari
orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya : apabila budak
perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila
orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara
tandanya. Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung.
Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah.
Penyusunan rukun iman yang terdapat
dalam ayat-ayat dan hadits-hadits memiliki banyak hikmahnya. Diawali dengan
beriman kepada Allah maknanya bahwa beriman kepada Allah merupakan dasar
(asas), maka rukun-rukun yang lainnya akan mengikutinya. Kemudian disebutkan
beriman kepada para malaikat dan para Rasul-Nya, maknanya bahwa para malaikat
dan Rasul adalah perantara antara Allah dan makhluk-Nya dalam menyampaikan
risalah-Nya. Para malaikat menyampaikan wahyu kepada para Rasul, sedang para
Rasul menyampaikan (mendakwahkannya) kepada ummat manusia. Allah Ta’ala
berfirman dalam QS An-Nahl :2 yang berbunyi :
Artinya : “Dia menurunkan para
malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia
kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: Peringatkanlah olehmu
sekalian,bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah
kamu bertaqwa kepada-Ku”.
Kemudian disebutkan beriman kepada
kitab-kitab-Nya, maknanya bahwa kitab-kitab Allah adalah hujjah dan rujukan
yang diturunkan kepada para Rasul oleh malaikat sebagai penjelas dari sisi
Allah akan untuk menghukumi permasalahan manusia yang mana mereka berselisih
padanya. Allah Ta’ala berfirman dalam QS Al-Baqarah : 213 yang berbunyi :
Artinya : “Manusia adalah umat yang
satu(setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai
pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama
mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang
perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah
datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendakNya”. Disebutkan
pula beriman kepada hari akhir, maknanya
bahwa dikarenakan hari akhir adalah sebagai balasan dari segala perbuatan kita
serta hasil dari beriman kepada Allah,para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, serta
rasul-rasul-Nya atau sebaliknya. Pada hari inilah Allah menunjukkan akan
keadilan-Nya antara orang-orang yang dzolim dan yang terdzolimi serta menegakkan
keadilan di antara manusia dan terakhir disebutkan beriman kepada qodlo yang
baik dan buruk, maknanya bahwa keutamaannya adalah untuk melindungi kaum
muslimin terhadap amalan-amalan mereka, menjadikannya sebab-sebab yang
bermanfaat. Sebagai penjelas bahwasannya tidak ada pertentangan antara syari’at
Allah yang mana para Rasul diutus serta diturunkannya kitab-kitab kepada mereka
dengan qodlo dan qodar-Nya. Berbeda dengan orang-orang yang membangkang akan
permasalahan ini dari golongan ahlul bid’ah dan orang-orang musyrik yang mana
mereka berkata dalam QS An-Nahl : 35 yang berbunyi :
Artinya :
“Dan berkatalah orang-orang musyrik: Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak
akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami,
dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya”.
Pertama, Iman Kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala Beriman
kepada Allah SWT mempunyai makna bahwa kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah itu ada,diucapkan dengan lisan dan di buktikan dengan perbuatan dengan
menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Tidak dikatakan
beriman kepada Allah SWT seorang muslim jika dia tidak bertauhid terhadap tiga
hal yaitu Ar-Rububiyah,Al- Uluhiyah dan Al-Asma’Was Sifat. Secara Ar-Rububiyah
Allah artinya bahwa Allah adalah Rabb : Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala
yang ada di alam semesta ini. Allah SWT berfirman dalam QS An-Nahl : 17 yang
berbunyi sbb.:
Artinya :”Maka apakah (Alla) yang menciptakan itu
sama dengan yang tidak dapat menciptakan(apa-apa)?.Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran”. Tauhid
yang kedua yaitu secara Al-Uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah
adalah ialah pengesaan
Allah dengan penyembahan [`ibadah], dengan hendaklah manusia tidak mengambil
bersama Allah sesuatu pun yang disembahnya dan didekati kepadanya, sebagaimana
dia menyembah Allah Ta`ala dan dia mendekat kepada-Nya, dan jenis inilah
daripada tauhid yang orang-orang musyrikun telah sesat padanya, yang Nabi telah
memerangi mereka dan menawan wanita-wanita, zuriat, harta, tanah dan negeri
mereka, dan inilah tauhid yang dibangkitkan dengannya para rasul, dan
diturunkan dengannya kitab-kitab. Keimanan
seseorang kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan
Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta
sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dalam QS. Maryam: 65 yang berbunyi :
Artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit
dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan
berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu
yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”.
Selain
itu Allah juga berfirman dalam QS. Asy-Syura:11 yang berbunyi :
Artinya:
“Dia pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
(pula),dijadikan-Nya kamu berkembangbiak dengan jalan itu.Tiada sesuatupun yang
serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”.
Sebagai
seorang umat islam kita juga wajib beriman kepada wujud Allah. Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah,akal,syara’,dan indra. Bukti
fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupaka
fitrah setiap makhluk hidup,tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak
akan berpaling dari tuntutan fitrah ini keculai orang yang di dalam hatinya
terdapat sesuatu yang memalingkannya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya
”Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibu bapaknyalah yang menjadikan ia
yahudi,nasrani,ataupun majusi”.(HR. Al-Bukhari). Bukti akal
tentang wujud Allah adalah proses terjadinya semua makhluk, bahwa semua
makhluk, yang terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan.
Tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula
terjadi secara kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan sendirinya, karena
segala sesuatu tidak akan dapat mencipakan dirinya sendiri.. Kalau makhluk
tidak dapat menciptakan dirinya sendiri, dan tidak tercipta secara kebetulan,
maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Rabb
semesta alam. Allah SWT menyebutkan dalail aqli (akal) dan dalil qath'i dalam
surat Ath thur: 35 yang berbunyi:
Artinya : "Apakah mereka
diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka
sendiri).
Bukti syara' tentang wujud Allah SWT
bahwa seluruh kitab samawi ( yang diturunkan dari langit) berbicara tentang
itu. Seluruh hukum yang mengandung kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab
tersebut merupakan dalil bahwa kitab-kitab itu datang dari Robb yang maha
Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan makhluk-Nya sedangkan bukti inderawi tentang wujud Allah SWT dapat
dibagi menjadi dua yaitu kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya do'a
orang-orang yang berdo'a serta penolong-Nya yang diberikan kepada orang-orang
yang mendapatkan musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Alah
SWT.
Allah berfirman dalam QS. Al-Anbiya
: 76 yang berbunyi :
Artinya : "Dan (ingatlah kisah)
Nuh sebelum itu ketika dia berdo'a, dan Kami memperkenankan do'anya, lalu Kami
selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar."
Bukti inderawi tentang wujud Allah
SWT dapat dibagi menjadi dua: bukti pertama kita dapat mendengar dan
menyaksikan terkabulnya do'a orang-orang yang berdo'a serta penolong-Nya yang
diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah. Hal itu menunjukan secara
pasti tentang wujud Allah SWT dan bukti kedua yaitu tanda-tanda para Nabi yang
disebut mukjizat, yang dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan
bukti yang jelas tentang wujud yang mengutus para Nabi tesebut, yaitu Allah
SWT, karena hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia. Allah melakukannya
sebagai penguat dan penolong bagi para Rasul.
Fungsi
Beriman Kepada Allah Beriman
kepada Allah mempunyai banyak fungsi yaitu pertama mengakui dan menyakini akan
kebesaran Allah SWT kedua menyadari akan sifat kedoiyan kita jika dibandingkan
dengan keagungan Allah SWT ,ketiga dengan
menyakini kebesaran Allah, sehingga kita beribadah hanya kepada Allah
SWT dan dengan beriman kepada Allah SWT, kita beramal hanya semata-mata mencari
keridoan-Nya serta kita menyakini bahwa Allah SWT selalu berada dekat dengan
kita, menjadi tambatan hati serta menjiwai seluruh kegiatan kita.
Kedua,Iman
Kepada Malaikat-Malaikat Kata
malaikat merupakan jamak dari
kata Arab malak (ملاك) yang bererti kekuatan. Jadi malaikat adalah
kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah. Malaikat dalam Islam,
merupakan hamba dan ciptaan Allah yang dijadikan daripada cahaya lagi mulia dan
terpelihara daripada maksiat. Mereka tidak berjantina, tidak bersuami atau
isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan
tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu menjelma kepada rupa yang
dikehendaki dengan izin Allah. Sebagai contoh malaikat datang kepada kaum Lut
menyerupai lelaki yang kacak (Surah Hud 11, ayat 78). Malaikat dikatakan
mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju (sesuai dengan dengan cahaya yang
bergerak laju). Beriman kepada malaikat adalah percaya dan membenarkan
dengan hati bahawa malaikat Allah SWT benar-benar wujud. Setiap muslim wajib beriman kepada malaikat dengan
tafsil (تفصيل) dan ijmal (إجمال).
Beriman dengan tafsil adalah beriman akan setiap satu daripada mereka
secara berasingan dan bukan mempercayai mereka itu sebagai satu (contoh: satu
kumpulan) dan percaya yang tiap satunya adalah malaikat.
Sepuluh
Malaikat yang Wajib Diketahui Berikut
adalah sepuluh malaikat yang wajib diketahui secara tafsil yaitu :
Nama
|
Arab
|
Tugas
|
جبرائيل/جبريل
|
Menyampaikan wahyu Allah.
|
|
ميكائيل
|
Menyampaikan/membawa rezeki
yang ditentukan Allah.
|
|
إسرافيل
|
||
عزرائيل
|
Mencabut nyawa.
|
|
منكر
|
||
نكير
|
||
رضوان
|
Menjaga pintu syurga dan
menyambut ahli syurga.
|
|
مالك
|
Menjaga pintu neraka dan
menyambut ahli neraka.
|
|
رقيب
|
Mencatat segala amalan baik
manusia.
|
|
عتيد
|
Mencatat segala perlakuan buruk
manusia.
|
Dari nama-nama
malaikat di atas tiga yang disebut dalam
Al Qur'an, yaitu Jibril (QS Al Baqarah : 97,98 dan QS 66 At Tahrim :
4), Mikail (QS 2 Al Baqarah : 98) dan Malik (QS Al Hujurat). roqb dan
atid, ma yalfizu min qoulin illa ladaihi roqib wa atid. (lihat alquran )
Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits. Nama Malaikat Maut,
Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran mahupun Hadits.
Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al
Qur'an dia hanya disebut Malaikat Maut. Walau namanya hanya disebut dua kali
dalam Al Qur'an, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an
dengan sebutan lain seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin dan lain lain. Selain
dari sepuluh malaikat ini terdapat beberapa malaikat yang tidak diketahui
berapa banyak bilangannya melainkan Allah s.w.t.Salah satu daripada mereka
diberi nama Zabaniyah yang merupakan malaikat Allah s.w.t yang ditugaskan untuk
membawa ahli neraka ke neraka dan menyeksa mereka serta menyeksa dan menangkap
Iblis ketika ketibaan sakaratulmaut Iblis,umumnya malaikat Zabaniyah diberikan
tugas untuk melakukan azab-azab tertentu dengan perintah Allah
s.w.t.Malaikat-malaikat juga diturunkan Allah s.w.t ketika umat Islam berperang
membantu tentera Islam sehingga tentera kafir gentar melihat bilangan tentera
Islam yang banyak. Sedangkan Beriman kepada malaikat yang ajmal ialah percaya
akan wujudnya malaikat yang lain selain daripada sepuluh malaikat yang wajib
diketahui tersebut dan wujudnya beberapa malaikat lain yang tidak diketahui
berapa bilangannya melainkan Allah. Antara malaikat yang wajib diketahui secara
ajmal ialah malaikat pemegang atau yang menanggung Arasy yaitu empat malaikat
dan pada hari akhirat akan ditambah sebanyak empat lagi menjadikannya lapan
malaikat penanggung arasy. Juga diketahui akan wujudnya malaikat penjaga
manusia atau Hafzah. Ia juga sering digelar Qarin. Qarin
turut wujud dalam bentuk syaitan.
Berikut
merupakan malaikat lain selain daripada 10 yang wajib diketahui ialah :
- Malaikat Zabaniyah - malaikat penyeksa didalam neraka yang banyak bilangannya sehingga ada riwayat menyebut bilangan mereka sehingga 70,000.
- Hamalatul Arsy - empat malaikat penanggung Arasy Allah (pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi lapan)
- Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar)
- Malaikat Kiraman Katibin - pencatat amal baik dan buruk
- Malaikat Harut dan Marut.
Berkah
dan Manfaat Beriman Kepada Malaikat Beriman
kepada malaikat akan membawa berkah dan manfaat yang besar bagi kehidupan
manusia antara lain kita akan lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian
dan perlindungannya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para malaikat
untuk menjaga dan mendoakannya, akan lebih mengenal
kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan dan menugaskan para
malaikat, sebagai seorang muslim haruslah selalu optimis, tidak boleh ragu-ragu
dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah hidup karena kita percaya bahwa
ada malaikat yang akan memberikan pertolongan dan bantuan serta kita akan
berusaha untuk hati-hati dalam menjalani hidup ini karena ada malaikat yang
diberi tugas untuk mengamati dan mencatat semua tingkah laku manusia.
Ketiga,Iman
Kepada Kitab-Kitab Allah SWT Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah
yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai
petunjuk dan pedoman hidup. Iman kepada
kitab-kitab Allah SWT artinya bahwa kita percaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah
menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia
dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan
kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan
kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Allah SWT berfirman dalam QS.
Al-Hadid: 25 yang berbunyi :
Artinya :
“ Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti
yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca(keadilan)
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,(supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya
dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuat lagi Maha Perkasa”. Kitab-kitab
yang wajib kita ketahui sejak zaman dahulu sampai sekarang antara lain pertama
Kitab Taurat yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam yang
berisi hokum-hukum syariat dan
kepercayaan yang benar, kitab kedua yaitu Zabur,
ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada nabi Daud alaihi sallam yang berisi
do’a-do’a,dzikir,nasihat dan hikmah-hikmah,tidak ada di dalamnya hokum
syariat,karena nabi daud a.s. diperintahkan mengikuti syariat Nabi Musa a.s., ketiga kitab Injil, diturunkan Allah
kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat yang berisi seruan kepada manusia agar
bertauhid kepada Allah,menghapuskan bagian dari hokum-hukum yang terdapat dalam
kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zamanya agar umatnya bertaqwa kepada Allah
AWT, kitab terakhir yang Allah turunkan adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan
oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir atau penutup para
nabi. Al-Qur’an berisi syariat yang menghapuskan
sebagian isi kitab-kitab Taurat,Zabur,dan Injil yang tidak sesuai dengan
zamannya. Selain itu Allah juga menurunkan Suhuf yaitu wahyu Allah yang
disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.
Suhuf tersebut diturunkan kepada beberapa nabi antara lain Nabi Adam, Nabi
Syits, Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim.
Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah Adapun
hikmah kita beriman kepada kitab Allah antara lain menjadikan manusia tidak
kesulitan atau agar kehidupan manusia menjadi aman,tenteram,damai,sejahtera
dunia akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan, untuk
mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan
perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya
masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan, sebagai
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, untuk
membenarkan kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an, untuk menginformasikan kepada
setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan
jalannya masing-masing dalam menyembah Allah, untuk menginformasikan bahwa
Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah, Untuk
menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah,
larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga
kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan
pelajaran bagi orang yang bertakwa, serta dapat menjadi pedoman hidup bagi
manusia yang takwa agar selamat dunia dan akhirat.
Perilaku yang Mencerminkan Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah AllahAda
beberapa perilaku yang mencerminkan keimanan kita terhadap Kitab Allah SWT antara lain kita meyakini bahwa kitab Allah itu benar datang dari Allah,
menjadikan kitab Allah sebagai pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan
kepada kita, memahami isi kandungannya, dan mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai umat muslim kita harus menyakini bahwa Allah telah
menurunkan kitab-kitanb-Nya kepada para Nabi atau rasul sebagai pedoman hidup
bagi umatnya masing-masing dan Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan
penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Keempat, Iman Kepada Nabi dan Rasul Nabi dalam Islam merujuk kepada orang yang diberi wahyu (ajaran Islam yang mengandung peraturan tertentu) oleh Allah sebagai panduan hidup, sementara Rasul pula adalah nabi yang
diperintahkan Allah untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada manusia sejagat
pada zamannya. Rasul dan nabi terakhir ialah Nabi Muhammad yang ditugaskan
untuk menyampaikan Islam dan peraturan yang khusus kepada manusia di zamannya
hingga hari kiamat. Selepas kewafatannya, tugasnya itu disambung oleh orang
Islam yang menjadi pengikutnya. Iman terhadap Rasul (Nabi Muhammad S A W)
dalilnya adalah aqli, karena pengetahuan akan Al-Quran sebagai kalam Allah dan
ia dibawa oleh Rasul (Nabi Muhammad S A W) adalah sesuatu yang dapat diindera.
Dengan mengindera Al-Quran dapat diketahui bahwa Muhammad itu Rasulullah. Hal
itu dapat dijumpai sepanjang zaman dan setiap generasi. Iman
terhadap para Nabi dalilnya adalah naqli, kerana dalil (bukti) kenabian para
Nabi yaitu Mukjizat-Mukjizat mereka- tidak dapat diindera kecuali oleh
orang-orang yang sezaman dengan mereka. Bagi orang-orang yang datang setelah
mereka hingga zaman sekarang bahkan sampai kiamat pun, mereka tidak menjumpai
mukjizat tersebut. Bagi seseorang tidak ada bukti yang dapat diindera atas
kenabiannya. Karena itu bukti atas kenabiannya bukan dengan dalil aqli melainkan dengan dalil naqli. Lain lagi bukti atas kenabian (Nabi
Muhammad S A W) yang berupa mukjizat
beliau. Mukjizat tersebut (selalu) ada dan dapat diindera, yaitu Al-Quran. Jadi
dalilnya adalah aqli. Jumlah para nabi tidak secara pasti dapat dapat diperkirakan mereka berjumlah lebih kurang
124.000 orang sedangkan para rasul
diperkirakan berjumlah 315 orang berdasarkan hadis oleh Imam At-Tabrani yang meriwayatkan dari Abu Umamah.
Rasul yang Mendapat Gelar Ulul Azmi Diantara
para rasul ada beberapa rasul yang
mendapat gelar ulul azmi. Ulul Azmi adalah gelaran yang diberikan kepada para
rasul yang memiliki kedudukan tinggi/istimewa kerana ketabahan dan kesabaran
yang luar biasa, dalam menyebarkan dan menyampaikan agama Islam (Tauhid
al-Islami). Ada
beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ulul azmi, di
antara lain adalah memiliki kesabaran
yang tinggi ketika berdakwah, senantiasa memohon kepada Allah agar tidak
menurunkan azab kepada kaumnya dan senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah
kepada kaum mereka. Di antara 25
rasul, terdapat 5 orang rasul yang mendapatkan gelaran Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh a.s.,Nabi
Ibrahim a.s.,Nabi Musa a.s,Nabi Isa a.s, dan Nabi Muhammad S A W. Kisah
pertama adalah Nabi Nuh Nabi Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah
untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran
yang benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya
dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa menyerah terus
menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan
yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih
dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk
penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan
dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang
beriman. Kisah kedua yaitu kisah Nabi Sejak masih bayi
Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua, yang disebabkan oleh perintah Raja Namrudz
untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus
berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang
tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu
dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus
tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga
istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk
dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama
Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang
baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena
kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih
berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak
remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih adalah
seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah,
membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang zalim. Kisah
ketiga yaitu Nabi Musa, Nabi Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan
mendakwahi Firaun. Selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin
kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit
Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala
emas anak sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk
menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah
tidak dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir. Keempat kisah Nabi Isa yaitu banyak hal yang
menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan
ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang
miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah,
penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa
menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah. Kisah
kelima adalah Nabi Muhammad SAW, Beliau sejak kecil sampai selalu mengalami
masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah
dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang
rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab,
pamannya sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim
diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Tokoh-tokoh
Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang
berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani
Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan
hartanya dan istrinya, Khadijah.
25 Nama Nabi yang Wajib Diketahui
Seorang
muslim wajib mengetahui 25 rasul yaitu :
- Nabi Adam a.s. (Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah)
- Nabi Idris a.s.
- Nabi Nuh a.s.
- Nabi Hud a.s.
- Nabi Salih a.s.
- Nabi Ibrahim a.s. (bapak dari Nabi Ismail a.s. & Nabi Ishaq a.s.)
- Nabi Luth a.s. (anak saudara Nabi Ibrahim a.s)
- Nabi Ismail a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ishaq a.s.)
- Nabi Ishaq a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ismail a.s.)
- Nabi Ya'akub a.s. (anak Nabi Ishaq a.s.)
- Nabi Yusuf a.s. (anak Nabi Ya'akub a.s.)
- Nabi Ayub a.s.
- Nabi Syu'aib a.s. (bapak mertua Nabi Musa a.s.)
- Nabi Musa a.s. (saudara Nabi Harun a.s.)
- Nabi Harun a.s. (saudara Nabi Musa a.s.)
- Nabi Zulkifli a.s.
- Nabi Daud a.s. (bapak Nabi Sulaiman a.s.)
- Nabi Sulaiman a.s. (anak Nabi Daud a.s.)
- Nabi Ilyas a.s.
- Nabi Ilyasa’ a.s.
- Nabi Yunus a.s.
- Nabi Zakaria a.s.
- Nabi Yahya a.s. (anak Nabi Zakaria a.s. & duapupu kepada Nabi Isa a.s)
- Nabi Isa a.s.
- Nabi Muhammad s.a.w. (Penghulu segala Nabi & Rasul, juga sebagai Nabi & Rasulullah terakhir diutuskan Allah ke muka bumi).
Adapun
tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari
Allah SWT kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka
mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena
begitu berat tugas mereka, maka Allah SWT memberikan keistimewaan yang luar
biasa yaitu berupa mukjizat. Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar
biasa yang dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah SWT untuk membuktikan
kebenaran kenabian dan kerasulanya dan sebagai senjata untuk menghadapi
musuh-musuh yang menentang atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya. Adapun
tugas para nabi dan rasul antara lain mengajarkan aqidah tauhid yaitu
pertama menanamkan keyakinan kepada umat
manusia bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang
harus disembah, Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala
isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya, Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan,
sembahan manusia dan Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan
makhlukNya. Kedua mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau
beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan
pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam
hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya.
Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan
oleh rasul termasuk kategori “bid’ah” dan bid’ah adalah kesesata. Ketiga menjelaskan
hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan
mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah SWT. Keempat memberikan
contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang
utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada
sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya. Kelima menyampaikan kepada umatnya tentang
berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah SWT. Keenam memberikan
kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada
perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga,
sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar
derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt,
terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan
neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga. Tanda-tanda beriman
kepada rasul-rasul Allah akan tampak antara lain pertama teguh keimanannya
kepada Allah SWT. Artinya bahwa semakin kuat keimanan seseorang kepada para
rasul Allah, maka akan semakin kuat pula keimanannya kepada Allah SWT . Ketaatan kepada para rasul adalah bukti
keimanan kepada Allah SWT. Seseorang tidak
bisa dikatakan beriman kepada Allah swt. tanpa disertai keimanan kepada
rasulNya. Dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam pertama adalah pernyataan
seorang muslim untuk tidak memisahkan antara keimanan kepada Allah swt. di satu
sisi, dan keimanan kepada Rasulullah di sisi lainnya. Dalam bahasa lain,
beriman kepada para rasul Allah dengan melaksanakan segala sunah-sunahnya dan
menghindari apa yang dilarangnya adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT. Tanda kedua meyakini kebenaran yang dibawa
para rasul. Kebenaran
yang dibawa para rasul tidak lain adalah wahyu Allah baik yang berupa Al-Quran
maupun hadis-hadisnya. Ketiga meyakini
kebenaran wahyu Allah adalah masalah yang sangat prinsip bagi siapapun yang
mencari jalan keselamatan, karena wahyu Allah sebagai sumber petunjuk bagi
manusia. Seseorang akan
bisa meyakini kebenaran wahyu Allah, jika terlebih dahulu dia beriman kepada
rasul Allah sebagai pembawa wahyu tersebut. Mustahil ada orang yang langsung
bisa menerima suatu kebenaran yang dibawa oleh orang lain, padahal dia tidak
yakin bahkan tidak mengenal terhadap sipembawa kebenaran tersebut. Bagi
tiap-tiap orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para
rasul, kemudian mengamalkan atau menepati kebenaran tersebut. Bagi umat Nabi
Muhammad tentulah kebenaran atau ajaran yang diamalkannya ialah yang dibawa
oleh Nabi Muhammad SAW. Tanda ketiga tidak membeda-bedakan antara
rasul yang satu dengan yang lain.
Artinya seorang mukmin dituntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah
diutus oleh Allah SWT tidak akan terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk
merendahkan salah satu dari rasul-rasul Allah atau beriman kepada sebagian
rasul dan kufur kepada sebagian yang lain. Tanda
keempat beriman kepada rasul selanjutnya yaitu menjadikan para rasul sebagai
uswah hasanah .Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt untuk memimpin umatnya
adalah orang-orang pilihan di antara mereka. Sebelum menerima wahyu dari Allah
SWT mereka adalah orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga
selalu menjadi acuan perilaku atau suri tauladan bagi orang-orang di
lingkungannya.Apalagi setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak
diragukan lagi, karena mereka selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT. Selain
itu, keharusan kita meneladani rasul-rasul Allah karena alasan-alasan seperti
pertama semua rasul-rasul dima’shum oleh Allah swt. Artinya mereka selalu dipelihara
dan dijaga oleh Allah SWT untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan keji atau
dosa. Selaku manusia sebenarnya bisa jadi mereka berbuat kesalahan, tetapi
langsung oleh Allah SWT ditegur atau diluruskan. Alasan kedua bahwa semua rasul Allah
mempunyai sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan pribadi mereka.
Sifat-sifat
terpuji yang dimiliki malaikat adalah shiddiq
(benar) artinya bahwa mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam
keadaan bagaimanapun mereka tidak tidak akan berdusta (kadzib), amanah, yaitu
dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat, tabligh artinya mereka
senantiasa konsekuen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya dan tidak
mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah SWT
(kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar, fathanah,
artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih Allah
SWT dan tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah) dan Khusus nabi
Muhammad SAW sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin) mendapat sanjungan
dan pujian yang luar biasa dari Allah SWT disebabkan karena akhlaknya, meyakini
rasul-rasul Allah sebagai rahmat bagi alam semesta . Setiap
rasul yang diutus oleh Allah SWT pasti membawa rahmat bagi umatnya. Artinya kedatangan rasul dengan membawa wahyu
Allah adalah bukti kasih sayang (rahmat) Allah terhadap manusia. Rahmat itu
akan betul-betul bisa diraih oleh manusia (umatnya) manakala mereka langsung
merespon terhadap tugas rasul tersebut. Di dalam Al-Quran dikatakan bahwa
diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia
merupakan rahmat (kesejahteraan) hidup di dunia dan akhirat.
Kelima, Iman Kepada
hari Akhir (Kiamat) Dikatakan
hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tidak ada lagi hari
keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala mewafatkan seluruh
makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah perkecualikan-, lalu
mereka semua dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka. Iman
kepada hari akhir adalah mempercayai bahwa suatu saat nanti dunia yang kita
tempati pastilah akan berakhir dan diganti dengan alam yang baru. Allah
berfirman dalam QS Al-Anbiya’:104 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya “(Yaitu) pada hari kiamat
kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas,Sebagaimana kami
telai memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah
suatu janji yang pasti kami tepai,sesungguhnya kamilah yang akan
melaksanakannya”. Makna hari akhir secara khusus,
walaupun sebenarnya beriman kepada hari akhir itu mencakup 3 perkara yaitu
pertama mengimani semua yang terjadi di alam barzakh yaitu alam di antara dunia
dan akhirat- berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikmat kubur bagi yang lulus
dari fitnah, dan siksa kubur bagi yang tidak selamat darinya, kedua mengimani
tanda-tanda hari kiamat, baik tanda-tanda kecil yang jumlahnya puluhan, maupun
tanda-tanda besar yang para ulama sebutkan jumlahnya ada 10. Di antaranya:
Munculnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa alaihissalam,
keluarnya Ya`juj dan Ma`jun, dan seterusnya hingga terbitnya matahari dari
sebelah barat dan ketiga mengimani semua yang terjadi setelah kebangkitan. Dan
kejadian ini kalau mau diruntut sebagai berikut: Kebangkitan lalu berdiri di
padang mahsyar, lalu telaga, lalu hisab (tanya jawab dan pembagian kitab),
mizan (penimbangan amalan), sirath, neraka, qintharah (titian kedua setelah
shirath), dan terakhir surga.
Tanda-Tanda Kiamat
Menurut agama Islam merupakan suatu petunjuk atau isyarat
yang sudah hampirnya Hari Kiamat. Bermula dengan tanda-tanda kecil dan
kemudian disusuli dengan tanda-tanda besar. Diantara tanda-tanda besar tersebut
antara lain hijaunya bumi Arafah,
lahirnya ramai anak-anak hasil perbuatan
zina yakni dari perkahwinan tidak sah atau
perceraian yang tidak diluluskan oleh mahkamah, keluar sejenis binatang dari
perut bumi yang digelar Dabbatul Ardh, keluar asap tebal dibumi Hijaz, munculnya nabi-nabi palsu yang ke 40, berlaku perang besar
di kawasan Kaukasus, runtuhnya Kaabah akibat diserang oleh orang Habsyah, 3
kali gempa bumi, bermulalah kekuasaan Dajja, munculnya Imam Mahdi, turunnya Nabi Isa a.s.dan membunuh Dajja, keluarnya suku Yakjuj dan Makjuj,
diangkat Al-Quran dan ilmu-ilmu agama (Addin) dari
manusia, matahari terbit dari ufuk barat dan terdengar tiupan sangkakala pertama dan kedua.
Tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat telah muncul dan terbukti seperti yang dinyatakan dalam hadis. Kebanyakan hadis-hadis ini dapat ditemukan di dalam Sahih Muslim, Sahih Bukhari dan Riwayat Tarmizi diantara tanda tersebut yaitu penaklukan Baitulmuqaddis, zina merajalela, pemimpin yang terdiri dari orang jahil dan fasik, alat musik yang merajalela, menghias masjid dan membanggakannya, munculnya kekejian,memutuskan kerabat dan hubungan dengan tetangga tidak baik, ramai orang menuntut ilmu karena pangkat dan kedudukan, ramai orang saleh meninggal dunia, orang hina mendapat tempat yang terhormat, mengucapkan salam kepada orang yang dikenal saja, banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang, bulan sabit kelihatan besar, banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita, banyak saksi palsu dan menyimpan yang kesaksian benar, negara Arab menjadi padang rumput dan sungai, jarak-jarak antara pasar menjadi dekat (menunjukkan banyaknya kegiatan perdagangan), banyaknya sifat bohong dan ia menjadi perkata biasa, dan masih banyak tanda-tanda kiamat kecil lainya ynag terjadi di muka bumi ini.
Tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat telah muncul dan terbukti seperti yang dinyatakan dalam hadis. Kebanyakan hadis-hadis ini dapat ditemukan di dalam Sahih Muslim, Sahih Bukhari dan Riwayat Tarmizi diantara tanda tersebut yaitu penaklukan Baitulmuqaddis, zina merajalela, pemimpin yang terdiri dari orang jahil dan fasik, alat musik yang merajalela, menghias masjid dan membanggakannya, munculnya kekejian,memutuskan kerabat dan hubungan dengan tetangga tidak baik, ramai orang menuntut ilmu karena pangkat dan kedudukan, ramai orang saleh meninggal dunia, orang hina mendapat tempat yang terhormat, mengucapkan salam kepada orang yang dikenal saja, banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang, bulan sabit kelihatan besar, banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita, banyak saksi palsu dan menyimpan yang kesaksian benar, negara Arab menjadi padang rumput dan sungai, jarak-jarak antara pasar menjadi dekat (menunjukkan banyaknya kegiatan perdagangan), banyaknya sifat bohong dan ia menjadi perkata biasa, dan masih banyak tanda-tanda kiamat kecil lainya ynag terjadi di muka bumi ini.
Teori Datangnya Hari Kiamat Menurut Teori Para Ahli dari Beberapa Bidang Adapun teori yang
dikemukakan oleh para ahli tentang terjadinya hari kiamat adalah: Teori pertama, menurut ahli astronomi, bumi
dan planet-planet lainnya berputar menggelilingi matahari secara teratur dan
sempurna masing-masing planet mempunyai daya tarik-menarik sehingga beredar dan
bergerak seimbang/serasi. Namun daya tarik-menarik itu semakin lama akan
berkurang bahkan hilang sama sekali akhirnya akan saling bertabrakan dan
hancur. Teori kedua, menurut ahli
geologi, di dalam perut bumi terdapat gas yang sangat panas yang terus
berkembang dan terus menekan ke arah luar bumi. Akan tetapi bumi itu sendiri
mendapat tekanan dari luar permukaannya, sehingga terjadilah keseimbangan.
Namun diperkirakan bahwa tekanan dari luar semakin lama semakin melemah, bahkan
tak berdaya lagi akhirnya mengakibatkan
gas bumi akan meledak dengan ledakan yang sangat dahsyat dan akan mengeluarkan
bola api raksasa yang membawa kehancuran.
Teori ketiga, menurut ahli fisika, menurut teori ilmu alam bahwa sumber energi terbesar yang dapat memenuhi kebutuhan semua kehidupan di dunia adalah matahari. Begitu juga daya tarik antara benda-benda angkasa itu ada ketergantungan dengan energi matahari. Namun lambat laun sinar matahari semakin melemah akibatnya mempengaruhi daya tarik diantara planet-planet tersebut akhirnya tidak ada keseimbangan maka terjadilah kiamat.
Teori ketiga, menurut ahli fisika, menurut teori ilmu alam bahwa sumber energi terbesar yang dapat memenuhi kebutuhan semua kehidupan di dunia adalah matahari. Begitu juga daya tarik antara benda-benda angkasa itu ada ketergantungan dengan energi matahari. Namun lambat laun sinar matahari semakin melemah akibatnya mempengaruhi daya tarik diantara planet-planet tersebut akhirnya tidak ada keseimbangan maka terjadilah kiamat.
Nama-Nama Hari Kiamat Nama-nama
hari kiamat dalam islam yang disebutkan dalam al-qur’an sebagai berikut :
Rumi
(transliterasi)
|
Arab
|
Terjemahan
|
Yawm al-Qiyāmaṯ
|
يوم
القيامة
|
Hari
kebangkitan
|
al-Sā'aṯ
|
الساعة
|
Waktu
|
Yawm
al-Akhīr
|
يوم
الآخر
|
Hari
Akhir
|
Yawm
al-Dīn
|
يوم
الدين
|
Hari
akhir (agama)
|
Yawm
al-Faṣl
|
يوم
الفصل
|
Hari
keputusan
|
Yawm al-Ḥisāb
|
يوم
الحساب
|
Hari
perhitungan
|
Yawm
al-Fatḥ
|
يوم
الفتح
|
Hari pengadilan
|
Yawm
al-Talāq
|
يوم
التلاق
|
Hari
perpisahan
|
Yawm
al-Jam'(i)
|
يوم
الجمع
|
Hari
pengumpulan
|
Yawm
al-Khulūd
|
يوم
الخلود
|
Hari
kekekalan
|
Yawm
al-Khurūj
|
يوم
الخروج
|
Hari
Keluar
|
Yawm
al-Ba'th
|
يوم
البعث
|
Hari
Kebangkitan
|
Yawm al-Ḥasraṯ
|
يوم
الحسرة
|
Hari penyesalan
|
Yawm
al-Tanād
|
يوم
التناد
|
Hari
pemanggilan
|
Yawm
al-Āzifaṯ
|
يوم
الآزفة
|
Hari
mendekat
|
Yawm
al-Taghābun
|
يوم
التغابن
|
Hari
terbukanya aib
|
Yawm
al-Wa'īd
|
يوم
الوعيد
|
|
Yawm
al-Aẕīm
|
اليوم
العظيم
|
Hari
agung
|
al-Yawm
al-Masyhūd
|
اليوم
المشهود
|
Hari penyaksian
|
al-Qāri’aṯ
|
القارعة
|
Bencana
yang menggetarkan
|
al-Ghāsyiaṯ
|
الغاشية
|
Bencana
yang tak tertahankan
|
al-Ṣākhkhaṯ
|
الصاخة
|
Bencana
yang memilukan
|
al-Tāmmaṯ
al-Kubrā
|
الطامة
الكبرى
|
Bencana
yang melanda
|
al-Ḥāqqaṯ
|
الحاقة
|
Kebenaran
besar
|
al-Wāqi'aṯ
|
الواقعة
|
Peristiwa
besar
|
Jenis-Jenis Kiamat
Jenis pertama yaitu kiamat sughra
atau kiamat kecil adalah berupa kejadian atau musibah yang terjadi di alam ini,
seperti kematian setiap saat, banjir bandang,angin puting beliung, gunung
meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaan kendaraan, kekeringan yang panjang,
hama tanaman yang merajalela. Keseluruhan kejadian tersebut ditinjau dari segi
aqidah merupakan peringatan dari Allah. Bagi umat yang beriman hal ini
merupakan peringatan dan ujian.
Jenis kedua yaitu kiamat kubra
adalah kehancuran alam semesta secara masal dan berakhirnya kehidupan alam
dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia yang sudah mati sejak
zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir untuk menjalani proses kehidupan
berikutnya.
Proses
Menuju Fase-Fase Kehidupan Akhirat Pada
hari kiamat nanti manusia mengalami beberapa proses tahapan yang antara lain :
pertama, yaumul barzakh yaitu massa penantian sebelum terjadinya hari kiamat
besar(kiamat Kubra), kedua ,yaumul Ba’ats yaitu hari dibangkitkannya manusia
dari alam kubur, ketiga, yaumul hasyr adalah hari dikumpulkannya manusia di
padang mahsyar, keempat yaitu yaumul hisab adalah hari perhitungan dan
pemeriksaan amal ibadah manusia selama hidup di dunia, kelima,yaumul mizan
yaitu hari dihitungnya amal perbuatan manusia dan yang terakhir yaumul jaza
yaitu hari pembalasan amal perbuatan manusia ketika hidup di dunia. Jika ia
melakukan kebaikan dan beramal saleh maka akan mendapatkan surga tapi
sebaliknya jika ia melakukan perbuatan keji dan mungkar serta tidak beriman
kepada Allah SWT maka ia akan mendapatkan siksaan di neraka.
Balasan untuk orang yang beriman
adalah surga. Surga adalah tempat kehidupan di akhirat yang penuh dengan
kenikmatan hakiki dan abadi yang telah dijanjikan oleh Allah.
Adapun nama-nama surga yang disebutkan dalam al-qur’an an yaitu
surga ‘Adn,surga Na’im, surga Ma’wa, surga Firdaus, Darus-Salam, surga Darul
Khulud, Darul Muqonah , Maqam Amin.
Balasan bagi
orang-orang yang ingkar kepada Allah,musyrik dan orang-orang munafik adalah
neraka. Neraka adalah tempat dehidupan di akhirat yang merupakan tempat
penyiksaan yang sangat hebat dan dahsyat.
Adapun
nama-nama neraka yang disebutkan dalam al-qur’an antara lain neraka jahim,
neraka jahannam, neraka hawiyah, neraka hueamah, neraka saqar, neraka sa’ir dan
neraka laia.
Hikmah
Percaya pada hari Kiamat Keyakinan
kepada hari akhirat akan memberikan beberapa hikmah kepada orang yang
mengimaninya, sebagai berikut: Hikmah pertama, tidak akan meniru pola hidup
orang kafir (yang tidak beriman). Allah SWT telah memperingatkan
kita supaya tidak terpedaya dan ikut-ikutan gaya hidup orang kafir, yang penuh
dengan kebebasan (foya-foya, dugem, mabok, free sex, dll). Itu adalah
kesenangan sementara saja, selama hidup didunia. Tetapi akibatnya ditanggung selama-lamanya
didalam neraka jahanam. Naudzubillahi min dzaalik. Firman Allah SWT dalam QS
Ali-‘Imran : 196-197 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya :
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir
bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat
tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang
seburuk-buruknya.”
Hikmah
kedua, selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan. Orang
yang beriman dengan adanya hari akhir yakin dan mengharap akan bertemu dengan
Allah, oleh karena itu dia akan selalu berusaha beramal sholeh dan meningkatkan
ketakwaan kepada Allah. Sehingga ketika menemui-Nya dalam keadaan siap.
Hikmah
ketiga, selalu berbuat baik dan benar. Orang yang beriman kepada hari akhir
akan selalu berbuat baik dan benar dalam hidupnya. Mengapa harus baik dan
benar? Karena perbuatan baik belum tentu benar, tetapi perbuatan benar sudah
pasti baik. Misalnya, perbuatan menolong orang adalah baik, tetapi belum tentu
benar. Menolong orang dalam rangka apa? Apakah menolong dalam rangka kebaikan
dan takwa, atau dalam rangka dosa. Menolong orang berbuat dosa atau jahat
adalah tidak benar dan tidak dibenarkan dalam Islam. Bukan hanya harus
melakukan perbuatan baik dan benar, perkataan pun harus baik dan benar, sebagaimana
sabda Rasulullah SAW : “Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berhata benar atau diam.” (HR
Bukhari dan Muslim). Hikmah
keempat, mau berjihad di jalan
Allah dengan jiwa dan harta. Berjihad bagi orang yang beriman kepada
hari akhir adalah sebuah kemestian, karena jihad dengan jiwa dan harta
merupakan jual beli seorang mukmin dengan Allah, serta merupakan pembenaran
atas keimanannya. Hikmah kelima, tidak bakhil (kikir) dalam berinfaq. Ketika
seseorang beriman kepada hari akhir, ia akan selalu berinfak dijalan Allah
dengan tidak kikir. Karena ia tahu akibat kikir terhadap hartanya itu
dikemudian hari, serta ia tahu pahala yang berlipat ganda yang diterimanya bila
ia berinfak dijalan Allah SWT. Hikmah keenam, memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika
tertimpa musibah.
Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu sabar dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun musibah menimpa dirinya, ia akan tetap sabar bahkan meningkatkan kesabarannya. Ia tahu bahwa dunia ini hanya sementara, semua akan mati.
Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu sabar dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun musibah menimpa dirinya, ia akan tetap sabar bahkan meningkatkan kesabarannya. Ia tahu bahwa dunia ini hanya sementara, semua akan mati.
Keenam, Iman kepada Qada’ dan Qadar Qadha
dan Qadar itu bermakna ketetapan dan perhinggaan. Dimaksudkan ialah ketetapan
dan perhinggaan dari pihak Allah terhadap makhluk-Nya. Iman kepada qada’ dan qadar maksudnya kita
percaya akan ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya
sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya. Beriman kepada takdir Allah tidak
teranggap sempurna hingga mengimani 4 perkara : Perkara pertama, mengimani bahwa Allah Ta’ala mengimani
segala sesuatu kejadian, yang baik maupun yang buruk. Bahwa Allah mengetahui
semua kejadian yang telah berlalu, yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan
semua kejadian yang tidak jadi terjadi seandainya terjadi maka Allah tahu
bagaimana terjadinya. Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ath-Thalaq: 12 yang
berbunyi :
Artinya : “ Allah-lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah
ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”
Perkara kedua, mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan semua takdir makhluk di lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
Perkara kedua, mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan semua takdir makhluk di lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
Perkara ketiga, mengimani bahwa
tidak ada satupun gerakan dan diamnya makhluk di langit, di bumi, dan di
seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi setelah Allah menghendaki.
Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izin-Nya, sebagaimana
tidaklah mereka diam dan tidak bergerak kecuali setelah ada kehendak dan izin
dari-Nya.
Perkara keempat , mengimani bahwa seluruh
makhluk tanpa terkecuali, zat mereka beserta seluruh sifat dan perbuatan mereka
adalah makhluk ciptaan Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam QS. Az-Zumar: 62 yang berbunyi :
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam QS. Az-Zumar: 62 yang berbunyi :
Artinya :
“Allah menciptakan segala sesuatu.”
Beriman
kepada qada’ dan qadar ada empat tingkatan yaitu :
Pertama, ‘Ilmu ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas
segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan
abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu
dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.
Kedua, Kitabah ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di
Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, yang artinya: ”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa
yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah
kitab (Lauh Mahfuzh).
Ketiga,
Masyi’ah ialah mengimani bawa Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di
bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang
dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah
tidak akan terjadi.
Keempat,
Khal ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala sesuatu.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:
” Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS.
Az-Zumar: 62-63).
Keempat
tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri
dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk
berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat
dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Hikmah Beriman Kepada Qada’ dan
Qadar Hikmah
yang dapat diambil dari beriman kepada qada’ dan qadar adalah pertama,dapat
membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta memberikan dorongan
untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini, tidak membuat sombong atau
takabur, karena ia yakin kemampuan manusia sangat terbatas, sedang kekuasaan
Allah Maha Tinggi, memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak
Allah SWT, mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak
takut menghadapi resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari
takdir Allah SWT, selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada dirinya,
karena ia mengerti bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan
kepadanya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Aqidah Islamiah dibangun di atas
rukun iman yang enam, yaitu: Iman kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhirat, dan iman kepada takdir yang baik
dan yang buruk. Rukun iman adalah suatu
keyakinan yang dipercayai sepenuh jiwa dan hati bahwa di dalam agama Islam itu
ada dasar-dasar yang harus diyakini setiap muslim .
Penyusunan rukun iman yang terdapat
dalam ayat-ayat dan hadits-hadits memiliki banyak hikmahnya. Diawali dengan
beriman kepada Allah maknanya bahwa beriman kepada Allah merupakan dasar
(asas), maka rukun-rukun yang lainnya akan mengikutinya. Kemudian disebutkan
beriman kepada para malaikat dan para Rasul-Nya, maknanya bahwa para malaikat
dan Rasul adalah perantara antara Allah dan makhluk-Nya dalam menyampaikan
risalah-Nya. Para malaikat menyampaikan wahyu kepada para Rasul, sedang para
Rasul menyampaikan (mendakwahkannya) kepada ummat manusia. Allah Ta’ala.
Kemudian disebutkan beriman kepada kitab-kitab-Nya, maknanya bahwa kitab-kitab
Allah adalah hujjah dan rujukan yang diturunkan kepada para Rasul oleh malaikat
sebagai penjelas dari sisi Allah akan untuk menghukumi permasalahan manusia
yang mana mereka berselisih padanya Kemudian disebutkan beriman kepada hari
akhir, maknanya bahwa dikarenakan hari akhir adalah sebagai balasan dari segala
perbuatan kita serta hasil dari beriman kepada Allah,para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, serta rasul-rasul-Nya atau sebaliknya. Pada hari inilah Allah
menunjukkan akan keadilan-Nya antara orang-orang yang dzolim dan yang
terdzolimi serta menegakkan keadilan di antara manusia dan terakhir disebutkan
beriman kepada qodlo yang baik dan buruk, maknanya bahwa keutamaannya adalah
untuk melindungi kaum muslimin terhadap amalan-amalan mereka, menjadikannya
sebab-sebab yang bermanfaat. Sebagai penjelas bahwasannya tidak ada
pertentangan antara syari’at Allah yang mana para Rasul diutus serta
diturunkannya kitab-kitab kepada mereka dengan qodlo dan qodar-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
http://quran.alislam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=mal&nSora=4&nAya=136&t=mal http://quran.alislam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=mal&nSora=57&nAya=22&t=mal http://hadith.al-islam.com/bayan/Display.asp?Lang=ind&ID=2 Self
Defeating Exercises to the Extremists http://www.mykhilafah.com/ebook/Nizhamul-islam(bahasa).zip Lewis,
Bernard; Holt, P. M.; Holt, Peter R.; Lambton, Ann Katherine Swynford (1977). Bin Abdul Lateef Az-Zubaidi, Al-Imam Zain-ud-Din Ahmad;
Dr. Muhammad Muhsin Khan (1996). bab: “104”, The translation
of the Meanings of Summarized Sahih Al-Bukhari (dalam bahasa Bahasa Arab dan Bahasa Inggeris), 638, Riyadh, Arab Saudi: Darussalam. http://sahab.net/forums/showthread.php?t=372956 http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/11/fungsi-iman-kepada-malaikat.html http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/11/fungsi-iman-kepada-allah-swt.html
Daradjat,zakiah.1984.
Dasar-Dasar Agama Islam,Jakarta:Bulan
Bintang http://quran.com/4:
136 http://quran.com/2:
213 http://quran.com/16:
35 http://quran.com/19: 65 http://quran.com/26:
11 http://quran.com/52:
35 http://quran.com/21: 76
http://quran.com/65:
12 http://quran.com/39:
62 http://quran.com/3: 196-197
referensi tugas yang bermanfaat,. terimakasih mba dar..
BalasHapus