Social Icons

Pages

Rabu, 17 Oktober 2012

Makalah Rukun Iman dan Fungsinya



BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan. Dan keyakinan tersebut dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut. Dan masalah keyakinan telah dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat jelas bagi umat. Keyakinan itu berupa enam landasan asas dalam islam yang sering kita sebut dengan rukun iman.
Rukun iman adalah suatu keyakinan yang diucapkan dengan sepenuh hati bahwa di dalam agama islam ada landasan kepercayaan yang wajib diyakini  oleh setiap muslim. Selain itu rukun-rukun Iman yang enam merupakan rumusan aqidah Islam yang mampuh menjelaskan masalah-masalah terbesar dalam kehidupan manusia. Keenam rukun ini saling terkait dan membentuk mata rantai dan bingkai paradigma yang jelas untuk menjawab tuntutan kebutuhan dasar manusia.
            Iman kepada Allah, eksistensi, sifat-sifat dan nama-nama baik-Nya adalah poros yang menjadi orbit kelima rukun iman lainnya. Rukun pertama ini menjadi puncak seluruh kebenaran pengabdian manusia. Karena kelima rukun lain bagian dari kehendak-Nya dan sangat terkait dengan cara dan metodologi memahami dan mengetahui kebenaran kehendak-Nya serta cara menyikapinya. Iman kepada malaikat sebagai makhluk yang selalu berada di sisi Allah dan patuh tak pernah maksiat kepada-Nya menempati posisi ke dua.        Mengingat salah satu sifat dasar dan fitrah manusia yang lain adalah meniru dan mencontoh seseorang. Maka Allah mengutus para rasul-Nya sebagai uswah hasanah yang mewariskan pemahaman dan penerapan yang benar kepada para pengikut-nya yang setia. Saat meyakini akibat dan balasan yang diperolehnya berdampak besar dalam mengawasi dan mengontrol kehidupannya.   Maka urgensi beriman kepada hari akhir untuk memasuki alam akhirat dan pembalasan menempati rukun iman ke lima. Namun semua itu akan bermuara pada ketetapan Allah, baik maupun buruk, dalam qada’ dan qadar-Nya.







BAB II
PEMBAHASAN
ENAM PERKARA ASAS DALAM ISLAM
Para ulama menetapkan bahwa setiap umat islam harus percaya kepada enam perkara asas dalam islam yang sering kita kenal sebagai “Rukun Iman”. Sebagai salah satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan dan kepercayaan. Keyakinan tersebut dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut yang  telah dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat jelas bagi umat islam. Rukun iman meliputi :                                                                               1. Percaya kepada Allah                                                                                                          2. Percaya kepada Malaikat-Malaikat                                                                                      3. Percaya kepada Kitab-Kitab                                                                                                      4. Percaya kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul                                                                             5. Percaya kepada Hari Akhirat                                                                                                           6. Percaya kepada Qada’ dan Qadar                                                                            Dalil Al Quran tentang Rukun Iman yaitu QS An-Nisaa’:136 :
            Artinya : " Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada Allah dan RasulNya, dan kepada Kitab Al-Quran yang telah diturunkan kepada RasulNya (Muhammad s.a.w) dan juga kepada Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan dahulu daripada itu dan sesiapa yang kufur ingkar kepada Allah dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya dan Rasul-rasulNya dan juga Hari Akhirat, maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang amat jauh."



Dalil Hadis tentang Rukun Iman                                                                                           Dalil hadis tentang rukun iman yaitu hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata :                           “ Pada suatu hari, Rasulullah  S A W  muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seorang laki-laki dan bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Iman itu? Rasulullah S A W menjawab : Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. Orang itu bertanya lagi : Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah S A W  menjawab : Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan solat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadan. Orang itu kembali bertanya : Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu? Rasulullah SAW menjawab : Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya.  Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu”. Orang itu bertanya lagi Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu? Rasulullah S A W menjawab : Orang yang ditanya :  mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya : apabila budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya. Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung. Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah.                                         Penyusunan rukun iman yang terdapat dalam ayat-ayat dan hadits-hadits memiliki banyak hikmahnya. Diawali dengan beriman kepada Allah maknanya bahwa beriman kepada Allah merupakan dasar (asas), maka rukun-rukun yang lainnya akan mengikutinya. Kemudian disebutkan beriman kepada para malaikat dan para Rasul-Nya, maknanya bahwa para malaikat dan Rasul adalah perantara antara Allah dan makhluk-Nya dalam menyampaikan risalah-Nya. Para malaikat menyampaikan wahyu kepada para Rasul, sedang para Rasul menyampaikan (mendakwahkannya) kepada ummat manusia. Allah Ta’ala berfirman dalam QS An-Nahl :2 yang berbunyi :


Artinya : “Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: Peringatkanlah olehmu sekalian,bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertaqwa kepada-Ku”.
Kemudian disebutkan beriman kepada kitab-kitab-Nya, maknanya bahwa kitab-kitab Allah adalah hujjah dan rujukan yang diturunkan kepada para Rasul oleh malaikat sebagai penjelas dari sisi Allah akan untuk menghukumi permasalahan manusia yang mana mereka berselisih padanya. Allah Ta’ala berfirman dalam QS Al-Baqarah : 213 yang berbunyi :
Artinya : “Manusia adalah umat yang satu(setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendakNya”.                                                                                                                        Disebutkan pula  beriman kepada hari akhir, maknanya bahwa dikarenakan hari akhir adalah sebagai balasan dari segala perbuatan kita serta hasil dari beriman kepada Allah,para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, serta rasul-rasul-Nya atau sebaliknya. Pada hari inilah Allah menunjukkan akan keadilan-Nya antara orang-orang yang dzolim dan yang terdzolimi serta menegakkan keadilan di antara manusia dan terakhir disebutkan beriman kepada qodlo yang baik dan buruk, maknanya bahwa keutamaannya adalah untuk melindungi kaum muslimin terhadap amalan-amalan mereka, menjadikannya sebab-sebab yang bermanfaat. Sebagai penjelas bahwasannya tidak ada pertentangan antara syari’at Allah yang mana para Rasul diutus serta diturunkannya kitab-kitab kepada mereka dengan qodlo dan qodar-Nya. Berbeda dengan orang-orang yang membangkang akan permasalahan ini dari golongan ahlul bid’ah dan orang-orang musyrik yang mana mereka berkata dalam QS An-Nahl : 35 yang berbunyi :

‏‏
Artinya : “Dan berkatalah orang-orang musyrik: Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya”.       
Pertama, Iman Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala                                                      Beriman kepada Allah SWT mempunyai makna bahwa kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah itu ada,diucapkan dengan lisan dan di buktikan dengan perbuatan dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Tidak dikatakan beriman kepada Allah SWT seorang muslim jika dia tidak bertauhid terhadap tiga hal yaitu Ar-Rububiyah,Al- Uluhiyah dan Al-Asma’Was Sifat. Secara Ar-Rububiyah Allah artinya bahwa Allah adalah Rabb : Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Allah SWT berfirman dalam QS An-Nahl : 17 yang berbunyi sbb.:
Artinya :”Maka apakah (Alla) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan(apa-apa)?.Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.                             Tauhid yang kedua yaitu secara Al-Uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah adalah  ialah pengesaan Allah dengan penyembahan [`ibadah], dengan hendaklah manusia tidak mengambil bersama Allah sesuatu pun yang disembahnya dan didekati kepadanya, sebagaimana dia menyembah Allah Ta`ala dan dia mendekat kepada-Nya, dan jenis inilah daripada tauhid yang orang-orang musyrikun telah sesat padanya, yang Nabi telah memerangi mereka dan menawan wanita-wanita, zuriat, harta, tanah dan negeri mereka, dan inilah tauhid yang dibangkitkan dengannya para rasul, dan diturunkan dengannya kitab-kitab. Keimanan seseorang kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam QS. Maryam: 65 yang berbunyi :
         
 Artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”.
Selain itu Allah juga berfirman dalam QS. Asy-Syura:11 yang berbunyi :

Artinya: “Dia pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula),dijadikan-Nya kamu berkembangbiak dengan jalan itu.Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”.
Sebagai seorang umat islam kita juga wajib beriman kepada  wujud Allah. Wujud Allah telah dibuktikan  oleh fitrah,akal,syara’,dan indra. Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupaka fitrah setiap makhluk hidup,tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntutan fitrah ini keculai orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang memalingkannya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya ”Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibu bapaknyalah yang menjadikan ia yahudi,nasrani,ataupun majusi”.(HR. Al-Bukhari). Bukti akal tentang wujud Allah adalah proses terjadinya semua makhluk, bahwa semua makhluk, yang terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula terjadi secara kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan sendirinya, karena segala sesuatu tidak akan dapat mencipakan dirinya sendiri.. Kalau makhluk tidak dapat menciptakan dirinya sendiri, dan tidak tercipta secara kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Rabb semesta alam. Allah SWT menyebutkan dalail aqli (akal) dan dalil qath'i dalam surat Ath thur: 35 yang berbunyi:

Artinya : "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri).
Bukti syara' tentang wujud Allah SWT bahwa seluruh kitab samawi ( yang diturunkan dari langit) berbicara tentang itu. Seluruh hukum yang mengandung kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitab-kitab itu datang dari Robb yang maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan makhluk-Nya sedangkan  bukti inderawi tentang wujud Allah SWT dapat dibagi menjadi dua yaitu kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya do'a orang-orang yang berdo'a serta penolong-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Alah SWT.
Allah berfirman dalam QS. Al-Anbiya : 76 yang berbunyi :

Artinya : "Dan (ingatlah kisah) Nuh sebelum itu ketika dia berdo'a, dan Kami memperkenankan do'anya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar."
Bukti inderawi tentang wujud Allah SWT dapat dibagi menjadi dua: bukti pertama kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya do'a orang-orang yang berdo'a serta penolong-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah. Hal itu menunjukan secara pasti tentang wujud Allah SWT dan bukti kedua yaitu tanda-tanda para Nabi yang disebut mukjizat, yang dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan bukti yang jelas tentang wujud yang mengutus para Nabi tesebut, yaitu Allah SWT, karena hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia. Allah melakukannya sebagai penguat dan penolong bagi para Rasul.

Fungsi Beriman Kepada Allah                                                                                               Beriman kepada Allah mempunyai banyak fungsi yaitu pertama mengakui dan menyakini akan kebesaran Allah SWT kedua menyadari akan sifat kedoiyan kita jika dibandingkan dengan keagungan Allah SWT ,ketiga dengan  menyakini kebesaran Allah, sehingga kita beribadah hanya kepada Allah SWT dan dengan beriman kepada Allah SWT, kita beramal hanya semata-mata mencari keridoan-Nya serta kita menyakini bahwa Allah SWT selalu berada dekat dengan kita, menjadi tambatan hati serta menjiwai seluruh kegiatan kita.

Kedua,Iman Kepada Malaikat-Malaikat                                                                              Kata malaikat merupakan jamak dari kata Arab malak (ملاك) yang bererti kekuatan. Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah. Malaikat dalam Islam, merupakan hamba dan ciptaan Allah yang dijadikan daripada cahaya lagi mulia dan terpelihara daripada maksiat. Mereka tidak berjantina, tidak bersuami atau isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu menjelma kepada rupa yang dikehendaki dengan izin Allah. Sebagai contoh malaikat datang kepada kaum Lut menyerupai lelaki yang kacak (Surah Hud 11, ayat 78). Malaikat dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju (sesuai dengan dengan cahaya yang bergerak laju). Beriman kepada malaikat adalah percaya dan membenarkan dengan hati bahawa malaikat Allah SWT benar-benar wujud. Setiap  muslim wajib beriman kepada malaikat dengan tafsil (تفصيل) dan ijmal (إجمال).  Beriman dengan tafsil adalah beriman akan setiap satu daripada mereka secara berasingan dan bukan mempercayai mereka itu sebagai satu (contoh: satu kumpulan) dan percaya yang tiap satunya adalah malaikat.  

Sepuluh Malaikat yang Wajib Diketahui                                                                   Berikut adalah sepuluh malaikat yang wajib diketahui secara tafsil yaitu :
Nama
Arab
Tugas
جبرائيل/جبريل
Menyampaikan wahyu Allah.
ميكائيل
Menyampaikan/membawa rezeki yang ditentukan Allah.
إسرافيل
Meniup sangkakala apabila diperintahkan Allah di hari Akhirat[
عزرائيل
Mencabut nyawa.
منكر
Menyoal mayat di dalam kubur.
نكير
Menyoal mayat di dalam kubur.
رضوان
Menjaga pintu syurga dan menyambut ahli syurga.
مالك
Menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka.
رقيب
Mencatat segala amalan baik manusia.
عتيد
Mencatat segala perlakuan buruk manusia.
Dari nama-nama malaikat di atas  tiga yang disebut dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (QS Al Baqarah : 97,98 dan QS 66 At Tahrim : 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah : 98) dan Malik (QS Al Hujurat). roqb dan atid, ma yalfizu min qoulin illa ladaihi roqib wa atid. (lihat alquran ) Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits. Nama Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran mahupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur'an dia hanya disebut Malaikat Maut. Walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan sebutan lain seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin dan lain lain.                                                       Selain dari sepuluh malaikat ini terdapat beberapa malaikat yang tidak diketahui berapa banyak bilangannya melainkan Allah s.w.t.Salah satu daripada mereka diberi nama Zabaniyah yang merupakan malaikat Allah s.w.t yang ditugaskan untuk membawa ahli neraka ke neraka dan menyeksa mereka serta menyeksa dan menangkap Iblis ketika ketibaan sakaratulmaut Iblis,umumnya malaikat Zabaniyah diberikan tugas untuk melakukan azab-azab tertentu dengan perintah Allah s.w.t.Malaikat-malaikat juga diturunkan Allah s.w.t ketika umat Islam berperang membantu tentera Islam sehingga tentera kafir gentar melihat bilangan tentera Islam yang banyak. Sedangkan Beriman kepada malaikat yang ajmal ialah percaya akan wujudnya malaikat yang lain selain daripada sepuluh malaikat yang wajib diketahui tersebut dan wujudnya beberapa malaikat lain yang tidak diketahui berapa bilangannya melainkan Allah. Antara malaikat yang wajib diketahui secara ajmal ialah malaikat pemegang atau yang menanggung Arasy yaitu empat malaikat dan pada hari akhirat akan ditambah sebanyak empat lagi menjadikannya lapan malaikat penanggung arasy. Juga diketahui akan wujudnya malaikat penjaga manusia atau Hafzah. Ia juga sering digelar Qarin. Qarin turut wujud dalam bentuk syaitan.                                                   
Berikut merupakan malaikat lain selain daripada 10 yang wajib diketahui ialah :
  • Malaikat Zabaniyah - malaikat penyeksa didalam neraka yang banyak bilangannya sehingga ada riwayat menyebut bilangan mereka sehingga 70,000.
  • Hamalatul Arsy - empat malaikat penanggung Arasy Allah (pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi lapan)
  • Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar)
  • Malaikat Kiraman Katibin - pencatat amal baik dan buruk
  • Malaikat Harut dan Marut.
Berkah dan Manfaat Beriman Kepada Malaikat                                                                  Beriman kepada malaikat akan membawa berkah dan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia antara lain kita akan lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian dan perlindungannya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para malaikat untuk menjaga dan mendoakannya, akan lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan dan menugaskan para malaikat, sebagai seorang muslim haruslah selalu optimis, tidak boleh ragu-ragu dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah hidup karena kita percaya bahwa ada malaikat yang akan memberikan pertolongan dan bantuan serta kita akan berusaha untuk hati-hati dalam menjalani hidup ini karena ada malaikat yang diberi tugas untuk mengamati dan mencatat semua tingkah laku manusia.    
Ketiga,Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT                                                                                  Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT artinya bahwa kita percaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hadid: 25 yang berbunyi :
Artinya : “ Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.                                      Kitab-kitab yang wajib kita ketahui sejak zaman dahulu sampai sekarang antara lain pertama Kitab Taurat yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam yang berisi  hokum-hukum syariat dan kepercayaan yang benar, kitab kedua yaitu Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala  kepada nabi Daud alaihi sallam yang berisi do’a-do’a,dzikir,nasihat dan hikmah-hikmah,tidak ada di dalamnya hokum syariat,karena nabi daud a.s. diperintahkan mengikuti syariat Nabi Musa a.s., ketiga kitab Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat  yang berisi seruan kepada manusia agar bertauhid kepada Allah,menghapuskan bagian dari hokum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zamanya agar umatnya bertaqwa kepada Allah AWT, kitab terakhir yang Allah turunkan adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir atau penutup para nabi. Al-Qur’an berisi syariat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab Taurat,Zabur,dan Injil yang tidak sesuai dengan zamannya. Selain itu Allah juga menurunkan Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah. Suhuf tersebut diturunkan kepada beberapa nabi antara lain Nabi Adam, Nabi Syits, Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim.
Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah                                                                                  Adapun hikmah kita beriman kepada kitab Allah antara lain menjadikan manusia tidak kesulitan atau agar kehidupan manusia menjadi aman,tenteram,damai,sejahtera dunia akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan, untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an, untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah, untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah, Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa, serta dapat menjadi pedoman hidup bagi manusia yang takwa agar selamat dunia dan akhirat.           
Perilaku yang Mencerminkan Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah                                              AllahAda beberapa perilaku yang mencerminkan keimanan kita terhadap Kitab Allah SWT  antara lain kita meyakini  bahwa kitab Allah itu benar datang dari Allah, menjadikan kitab Allah sebagai pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan kepada kita, memahami isi kandungannya, dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai umat muslim kita harus menyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitanb-Nya kepada para Nabi atau rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-masing dan Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Keempat, Iman Kepada Nabi dan Rasul                                                                                           Nabi dalam Islam merujuk kepada orang yang diberi wahyu (ajaran Islam yang mengandung  peraturan tertentu) oleh Allah sebagai panduan hidup, sementara Rasul pula adalah nabi yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada manusia sejagat pada zamannya. Rasul dan nabi terakhir ialah Nabi Muhammad yang ditugaskan untuk menyampaikan Islam dan peraturan yang khusus kepada manusia di zamannya hingga hari kiamat. Selepas kewafatannya, tugasnya itu disambung oleh orang Islam yang menjadi pengikutnya. Iman terhadap Rasul (Nabi Muhammad S A W) dalilnya adalah aqli, karena pengetahuan akan Al-Quran sebagai kalam Allah dan ia dibawa oleh Rasul (Nabi Muhammad S A W) adalah sesuatu yang dapat diindera. Dengan mengindera Al-Quran dapat diketahui bahwa Muhammad itu Rasulullah. Hal itu dapat dijumpai sepanjang zaman dan setiap generasi.                                                                                Iman terhadap para Nabi dalilnya adalah naqli, kerana dalil (bukti) kenabian para Nabi yaitu Mukjizat-Mukjizat mereka- tidak dapat diindera kecuali oleh orang-orang yang sezaman dengan mereka. Bagi orang-orang yang datang setelah mereka hingga zaman sekarang bahkan sampai kiamat pun, mereka tidak menjumpai mukjizat tersebut. Bagi seseorang tidak ada bukti yang dapat diindera atas kenabiannya. Karena itu bukti atas kenabiannya bukan dengan dalil aqli melainkan dengan dalil naqli. Lain lagi bukti atas kenabian (Nabi Muhammad S A W)  yang berupa mukjizat beliau. Mukjizat tersebut (selalu) ada dan dapat diindera, yaitu Al-Quran. Jadi dalilnya adalah aqli. Jumlah para nabi tidak secara pasti dapat dapat  diperkirakan mereka berjumlah lebih kurang 124.000 orang sedangkan  para rasul diperkirakan berjumlah 315 orang berdasarkan hadis oleh Imam At-Tabrani yang meriwayatkan dari Abu Umamah.      
Rasul yang Mendapat Gelar Ulul Azmi                                                                                 Diantara para  rasul ada beberapa rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Ulul Azmi adalah gelaran yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi/istimewa kerana ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan dan menyampaikan agama Islam (Tauhid al-Islami). Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ulul azmi, di antara lain adalah  memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah, senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya dan senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka. Di antara 25 rasul, terdapat 5 orang rasul yang mendapatkan gelaran Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh a.s.,Nabi Ibrahim a.s.,Nabi Musa a.s,Nabi Isa a.s, dan Nabi Muhammad  S A W.                                                                                                          Kisah pertama adalah Nabi Nuh Nabi Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.                     Kisah kedua yaitu kisah Nabi Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua, yang disebabkan oleh perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih adalah seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang zalim.                                                                                                                                          Kisah ketiga yaitu Nabi Musa, Nabi Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun. Selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir.                                     Keempat kisah Nabi Isa yaitu banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.                                                              Kisah kelima adalah Nabi Muhammad SAW, Beliau sejak kecil sampai selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil. Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Khadijah.
25 Nama Nabi yang Wajib Diketahui                                                                                    Seorang muslim wajib mengetahui 25 rasul yaitu :
  1. Nabi Adam a.s. (Manusia pertama  yang diciptakan oleh Allah)
  2. Nabi Idris a.s.
  3. Nabi Nuh a.s.
  4. Nabi Hud a.s.
  5. Nabi Salih a.s.
  6. Nabi Ibrahim a.s. (bapak dari Nabi Ismail a.s. & Nabi Ishaq a.s.)
  7. Nabi Luth a.s. (anak saudara Nabi Ibrahim a.s)
  8. Nabi Ismail a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ishaq a.s.)
  9. Nabi Ishaq a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ismail a.s.)
  10. Nabi Ya'akub a.s. (anak Nabi Ishaq a.s.)
  11. Nabi Yusuf a.s. (anak Nabi Ya'akub a.s.)
  12. Nabi Ayub a.s.
  13. Nabi Syu'aib a.s. (bapak mertua Nabi Musa a.s.)
  14. Nabi Musa a.s. (saudara Nabi Harun a.s.)
  15. Nabi Harun a.s. (saudara Nabi Musa a.s.)
  16. Nabi Zulkifli a.s.
  17. Nabi Daud a.s. (bapak Nabi Sulaiman a.s.)
  18. Nabi Sulaiman a.s. (anak Nabi Daud a.s.)
  19. Nabi Ilyas a.s.
  20. Nabi Ilyasa’ a.s.
  21. Nabi Yunus a.s.
  22. Nabi Zakaria a.s.
  23. Nabi Yahya a.s. (anak Nabi Zakaria a.s. & duapupu kepada Nabi Isa a.s)
  24. Nabi Isa a.s.
  25. Nabi Muhammad s.a.w. (Penghulu segala Nabi & Rasul, juga sebagai Nabi & Rasulullah terakhir diutuskan Allah ke muka bumi).
            Adapun tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah SWT kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat tugas mereka, maka Allah SWT memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa mukjizat. Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah SWT untuk membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulanya dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.                                  Adapun tugas para nabi dan rasul antara lain mengajarkan aqidah tauhid yaitu pertama  menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah, Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya,  Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia dan Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhlukNya. Kedua mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah” dan bid’ah adalah kesesata. Ketiga menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah SWT. Keempat memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.  Kelima menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah SWT. Keenam memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.            Tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul Allah akan tampak antara lain pertama teguh keimanannya kepada Allah SWT. Artinya bahwa semakin kuat keimanan seseorang kepada para rasul Allah, maka akan semakin kuat pula keimanannya kepada Allah SWT .  Ketaatan kepada para rasul adalah bukti keimanan kepada Allah SWT.  Seseorang tidak bisa dikatakan beriman kepada Allah swt. tanpa disertai keimanan kepada rasulNya. Dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam pertama adalah pernyataan seorang muslim untuk tidak memisahkan antara keimanan kepada Allah swt. di satu sisi, dan keimanan kepada Rasulullah di sisi lainnya. Dalam bahasa lain, beriman kepada para rasul Allah dengan melaksanakan segala sunah-sunahnya dan menghindari apa yang dilarangnya adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT.                                                            Tanda kedua meyakini kebenaran yang dibawa para rasul. Kebenaran yang dibawa para rasul tidak lain adalah wahyu Allah baik yang berupa Al-Quran maupun hadis-hadisnya. Ketiga meyakini kebenaran wahyu Allah adalah masalah yang sangat prinsip bagi siapapun yang mencari jalan keselamatan, karena wahyu Allah sebagai sumber petunjuk bagi manusia. Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu Allah, jika terlebih dahulu dia beriman kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu tersebut. Mustahil ada orang yang langsung bisa menerima suatu kebenaran yang dibawa oleh orang lain, padahal dia tidak yakin bahkan tidak mengenal terhadap sipembawa kebenaran tersebut. Bagi tiap-tiap orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul, kemudian mengamalkan atau menepati kebenaran tersebut. Bagi umat Nabi Muhammad tentulah kebenaran atau ajaran yang diamalkannya ialah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.      Tanda ketiga tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain. Artinya seorang mukmin dituntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus oleh Allah SWT tidak akan terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk merendahkan salah satu dari rasul-rasul Allah atau beriman kepada sebagian rasul dan kufur kepada sebagian yang lain.                           Tanda keempat beriman kepada rasul selanjutnya yaitu menjadikan para rasul sebagai uswah hasanah .Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt untuk memimpin umatnya adalah orang-orang pilihan di antara mereka. Sebelum menerima wahyu dari Allah SWT mereka adalah orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi acuan perilaku atau suri tauladan bagi orang-orang di lingkungannya.Apalagi setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan lagi, karena mereka selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT.               Selain itu, keharusan kita meneladani rasul-rasul Allah karena alasan-alasan seperti pertama semua rasul-rasul dima’shum oleh Allah swt. Artinya mereka selalu dipelihara dan dijaga oleh Allah SWT untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan keji atau dosa. Selaku manusia sebenarnya bisa jadi mereka berbuat kesalahan, tetapi langsung oleh Allah SWT ditegur atau diluruskan.    Alasan kedua bahwa semua rasul Allah mempunyai sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan pribadi mereka.                                                                                                                Sifat-sifat terpuji yang dimiliki malaikat adalah  shiddiq (benar) artinya bahwa mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimanapun mereka tidak tidak akan berdusta (kadzib), amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat, tabligh artinya mereka senantiasa konsekuen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya dan tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah SWT (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar, fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih Allah SWT dan tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah) dan Khusus nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin) mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah SWT disebabkan karena akhlaknya, meyakini rasul-rasul Allah sebagai rahmat bagi alam semesta .                                                        Setiap rasul yang diutus oleh Allah SWT pasti membawa rahmat bagi umatnya.  Artinya kedatangan rasul dengan membawa wahyu Allah adalah bukti kasih sayang (rahmat) Allah terhadap manusia. Rahmat itu akan betul-betul bisa diraih oleh manusia (umatnya) manakala mereka langsung merespon terhadap tugas rasul tersebut. Di dalam Al-Quran dikatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW  ke dunia merupakan rahmat (kesejahteraan) hidup di dunia dan akhirat.             
Kelima, Iman Kepada hari Akhir (Kiamat)                                                              Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tidak ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah perkecualikan-, lalu mereka semua dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka. Iman kepada hari akhir adalah mempercayai bahwa suatu saat nanti dunia yang kita tempati pastilah akan berakhir dan diganti dengan alam yang baru. Allah berfirman dalam QS Al-Anbiya’:104 yang berbunyi sebagai  berikut :
                                                                             
            Artinya “(Yaitu) pada hari kiamat kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas,Sebagaimana kami telai memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepai,sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya”.                                                                                                                      Makna hari akhir secara khusus, walaupun sebenarnya beriman kepada hari akhir itu mencakup 3 perkara yaitu pertama mengimani semua yang terjadi di alam barzakh yaitu alam di antara dunia dan akhirat- berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikmat kubur bagi yang lulus dari fitnah, dan siksa kubur bagi yang tidak selamat darinya, kedua mengimani tanda-tanda hari kiamat, baik tanda-tanda kecil yang jumlahnya puluhan, maupun tanda-tanda besar yang para ulama sebutkan jumlahnya ada 10. Di antaranya: Munculnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa alaihissalam, keluarnya Ya`juj dan Ma`jun, dan seterusnya hingga terbitnya matahari dari sebelah barat dan ketiga mengimani semua yang terjadi setelah kebangkitan. Dan kejadian ini kalau mau diruntut sebagai berikut: Kebangkitan lalu berdiri di padang mahsyar, lalu telaga, lalu hisab (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan (penimbangan amalan), sirath, neraka, qintharah (titian kedua setelah shirath), dan terakhir surga.                                                                                         
Tanda-Tanda Kiamat                                                                                                             Menurut agama Islam merupakan suatu petunjuk atau isyarat yang sudah hampirnya Hari Kiamat. Bermula dengan tanda-tanda kecil dan kemudian disusuli dengan tanda-tanda besar. Diantara tanda-tanda besar tersebut antara lain hijaunya bumi Arafah, lahirnya ramai anak-anak hasil perbuatan zina yakni dari perkahwinan tidak sah atau perceraian yang tidak diluluskan oleh mahkamah, keluar sejenis binatang dari perut bumi yang digelar Dabbatul Ardh, keluar asap tebal dibumi Hijaz, munculnya nabi-nabi palsu yang ke 40, berlaku perang besar di kawasan Kaukasus, runtuhnya Kaabah akibat diserang oleh orang Habsyah, 3 kali gempa bumi, bermulalah kekuasaan Dajja, munculnya Imam Mahdi,  turunnya Nabi Isa a.s.dan membunuh Dajja, keluarnya suku Yakjuj dan Makjuj, diangkat Al-Quran dan ilmu-ilmu agama (Addin) dari manusia, matahari terbit dari ufuk barat dan terdengar tiupan sangkakala pertama dan kedua.                                                                       
 Tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat telah muncul dan terbukti seperti yang dinyatakan dalam hadis. Kebanyakan hadis-hadis ini dapat ditemukan di dalam Sahih Muslim, Sahih Bukhari dan Riwayat Tarmizi diantara tanda tersebut yaitu penaklukan Baitulmuqaddis, zina merajalela, pemimpin yang terdiri dari orang jahil dan fasik, alat musik yang merajalela, menghias masjid dan membanggakannya, munculnya kekejian,memutuskan kerabat dan hubungan dengan tetangga tidak baik, ramai orang menuntut ilmu karena pangkat dan kedudukan, ramai orang saleh meninggal dunia, orang hina mendapat tempat yang terhormat, mengucapkan salam kepada orang yang dikenal saja, banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang, bulan sabit kelihatan besar, banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita, banyak saksi palsu dan menyimpan yang kesaksian benar, negara Arab menjadi padang rumput dan sungai,  jarak-jarak antara pasar menjadi dekat (menunjukkan banyaknya kegiatan perdagangan), banyaknya sifat bohong dan ia menjadi perkata biasa, dan masih banyak tanda-tanda kiamat kecil lainya ynag terjadi di muka bumi ini.
Teori Datangnya Hari Kiamat Menurut Teori Para Ahli dari Beberapa Bidang               Adapun teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang terjadinya hari kiamat adalah:     Teori pertama, menurut ahli astronomi, bumi dan planet-planet lainnya berputar menggelilingi matahari secara teratur dan sempurna masing-masing planet mempunyai daya tarik-menarik sehingga beredar dan bergerak seimbang/serasi. Namun daya tarik-menarik itu semakin lama akan berkurang bahkan hilang sama sekali akhirnya akan saling bertabrakan dan hancur. Teori kedua, menurut ahli geologi, di dalam perut bumi terdapat gas yang sangat panas yang terus berkembang dan terus menekan ke arah luar bumi. Akan tetapi bumi itu sendiri mendapat tekanan dari luar permukaannya, sehingga terjadilah keseimbangan. Namun diperkirakan bahwa tekanan dari luar semakin lama semakin melemah, bahkan tak berdaya  lagi akhirnya mengakibatkan gas bumi akan meledak dengan ledakan yang sangat dahsyat dan akan mengeluarkan bola api raksasa yang membawa kehancuran.                                                                                      
 Teori ketiga, menurut ahli fisika, menurut teori ilmu alam bahwa sumber energi terbesar yang dapat memenuhi kebutuhan semua kehidupan di dunia adalah matahari. Begitu juga daya tarik antara benda-benda angkasa itu ada ketergantungan dengan energi matahari. Namun lambat laun sinar matahari semakin melemah akibatnya mempengaruhi daya tarik diantara planet-planet tersebut akhirnya tidak ada keseimbangan maka terjadilah kiamat.
Nama-Nama Hari Kiamat                                                                                         Nama-nama hari kiamat dalam islam yang disebutkan dalam al-qur’an sebagai berikut :
Rumi (transliterasi)
Arab
Terjemahan
Yawm al-Qiyāma
يوم القيامة
Hari kebangkitan
al-Sā'a
الساعة
Waktu
Yawm al-Akhīr
يوم الآخر
Hari Akhir
Yawm al-Dīn
يوم الدين
Hari akhir (agama)
Yawm al-Fal
يوم الفصل
Hari keputusan
Yawm al-isāb
يوم الحساب
Hari perhitungan
Yawm al-Fat
يوم الفتح
Hari pengadilan
Yawm al-Talāq
يوم التلاق
Hari perpisahan
Yawm al-Jam'(i)
يوم الجمع
Hari pengumpulan
Yawm al-Khulūd
يوم الخلود
Hari kekekalan
Yawm al-Khurūj
يوم الخروج
Hari Keluar
Yawm al-Ba'th
يوم البعث
Hari Kebangkitan
Yawm al-asra
يوم الحسرة
Hari penyesalan
Yawm al-Tanād
يوم التناد
Hari pemanggilan
Yawm al-Āzifa
يوم الآزفة
Hari mendekat
Yawm al-Taghābun
يوم التغابن
Hari terbukanya aib
Yawm al-Wa'īd
يوم الوعيد

Yawm al-Aīm
اليوم العظيم
Hari agung
al-Yawm al-Masyhūd
اليوم المشهود
Hari penyaksian
al-Qāri’a
القارعة
Bencana yang menggetarkan
al-Ghāsyia
الغاشية
Bencana yang tak tertahankan
al-ākhkha
الصاخة
Bencana yang memilukan
al-Tāmma al-Kubrā
الطامة الكبرى
Bencana yang melanda
al-āqqa
الحاقة
Kebenaran besar
al-Wāqi'a
الواقعة
Peristiwa besar

            Jenis-Jenis  Kiamat
            Jenis pertama yaitu kiamat sughra atau kiamat kecil adalah berupa kejadian atau musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir bandang,angin puting beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaan kendaraan, kekeringan yang panjang, hama tanaman yang merajalela. Keseluruhan kejadian tersebut ditinjau dari segi aqidah merupakan peringatan dari Allah. Bagi umat yang beriman hal ini merupakan peringatan dan ujian.
            Jenis kedua yaitu kiamat kubra adalah kehancuran alam semesta secara masal dan berakhirnya kehidupan alam dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia yang sudah mati sejak zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir untuk menjalani proses kehidupan berikutnya.

            Proses Menuju Fase-Fase Kehidupan Akhirat                                                                      Pada hari kiamat nanti manusia mengalami beberapa proses tahapan yang antara lain : pertama, yaumul barzakh yaitu massa penantian sebelum terjadinya hari kiamat besar(kiamat Kubra), kedua ,yaumul Ba’ats yaitu hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur, ketiga, yaumul hasyr adalah hari dikumpulkannya manusia di padang mahsyar, keempat yaitu yaumul hisab adalah hari perhitungan dan pemeriksaan amal ibadah manusia selama hidup di dunia, kelima,yaumul mizan yaitu hari dihitungnya amal perbuatan manusia dan yang terakhir yaumul jaza yaitu hari pembalasan amal perbuatan manusia ketika hidup di dunia. Jika ia melakukan kebaikan dan beramal saleh maka akan mendapatkan surga tapi sebaliknya jika ia melakukan perbuatan keji dan mungkar serta tidak beriman kepada Allah SWT maka ia akan mendapatkan siksaan di neraka.
            Balasan untuk orang yang beriman adalah surga. Surga adalah tempat kehidupan di akhirat yang penuh dengan kenikmatan hakiki dan abadi yang telah dijanjikan oleh Allah.

 Adapun nama-nama surga  yang disebutkan dalam al-qur’an an yaitu surga ‘Adn,surga Na’im, surga Ma’wa, surga Firdaus, Darus-Salam, surga Darul Khulud, Darul Muqonah      , Maqam Amin.
Balasan bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah,musyrik dan orang-orang munafik adalah neraka. Neraka adalah tempat dehidupan di akhirat yang merupakan tempat penyiksaan yang sangat hebat dan dahsyat.
Adapun nama-nama neraka yang disebutkan dalam al-qur’an antara lain neraka jahim, neraka jahannam, neraka hawiyah, neraka hueamah, neraka saqar, neraka sa’ir dan neraka laia.

Hikmah Percaya pada hari Kiamat                                                               Keyakinan kepada hari akhirat akan memberikan beberapa hikmah kepada orang yang mengimaninya, sebagai berikut:                                                                                                       Hikmah pertama, tidak akan meniru pola hidup orang kafir (yang tidak beriman). Allah SWT telah memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikut-ikutan gaya hidup orang kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya, dugem, mabok, free sex, dll). Itu adalah kesenangan sementara saja, selama hidup didunia. Tetapi akibatnya ditanggung selama-lamanya didalam neraka jahanam. Naudzubillahi min dzaalik. Firman Allah SWT dalam QS Ali-‘Imran : 196-197 yang berbunyi sebagai berikut :
 
Artinya : “Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.”
Hikmah kedua, selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan. Orang yang beriman dengan adanya hari akhir yakin dan mengharap akan bertemu dengan Allah, oleh karena itu dia akan selalu berusaha beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sehingga ketika menemui-Nya dalam keadaan siap.
Hikmah ketiga, selalu berbuat baik dan benar. Orang yang beriman kepada hari akhir akan selalu berbuat baik dan benar dalam hidupnya. Mengapa harus baik dan benar? Karena perbuatan baik belum tentu benar, tetapi perbuatan benar sudah pasti baik. Misalnya, perbuatan menolong orang adalah baik, tetapi belum tentu benar. Menolong orang dalam rangka apa? Apakah menolong dalam rangka kebaikan dan takwa, atau dalam rangka dosa. Menolong orang berbuat dosa atau jahat adalah tidak benar dan tidak dibenarkan dalam Islam. Bukan hanya harus melakukan perbuatan baik dan benar, perkataan pun harus baik dan benar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berhata benar atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim).                                                                                                                                Hikmah keempat, mau berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta. Berjihad bagi orang yang beriman kepada hari akhir adalah sebuah kemestian, karena jihad dengan jiwa dan harta merupakan jual beli seorang mukmin dengan Allah, serta merupakan pembenaran atas keimanannya.                                                                                                                                      Hikmah kelima, tidak bakhil (kikir) dalam berinfaq. Ketika seseorang beriman kepada hari akhir, ia akan selalu berinfak dijalan Allah dengan tidak kikir. Karena ia tahu akibat kikir terhadap hartanya itu dikemudian hari, serta ia tahu pahala yang berlipat ganda yang diterimanya bila ia berinfak dijalan Allah SWT.                                                                                                      Hikmah keenam, memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah.
Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu sabar dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun musibah menimpa dirinya, ia akan tetap sabar bahkan meningkatkan kesabarannya. Ia tahu bahwa dunia ini hanya sementara, semua akan mati.
 Keenam, Iman kepada Qada’ dan Qadar                                                                             Qadha dan Qadar itu bermakna ketetapan dan perhinggaan. Dimaksudkan ialah ketetapan dan perhinggaan dari pihak Allah terhadap makhluk-Nya.  Iman kepada qada’ dan qadar maksudnya kita percaya akan ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.                                                                                        Beriman kepada takdir Allah tidak teranggap sempurna hingga mengimani 4 perkara :             Perkara pertama, mengimani bahwa Allah Ta’ala mengimani segala sesuatu kejadian, yang baik maupun yang buruk. Bahwa Allah mengetahui semua kejadian yang telah berlalu, yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan semua kejadian yang tidak jadi terjadi seandainya terjadi maka Allah tahu bagaimana terjadinya. Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ath-Thalaq: 12 yang berbunyi :
Artinya : “ Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”                       
            Perkara kedua,  mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan semua takdir makhluk di lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
Perkara ketiga, mengimani bahwa tidak ada satupun gerakan dan diamnya makhluk di langit, di bumi, dan di seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi setelah Allah menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izin-Nya, sebagaimana tidaklah mereka diam dan tidak bergerak kecuali setelah ada kehendak dan izin dari-Nya.       
Perkara keempat , mengimani bahwa seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat mereka beserta seluruh sifat dan perbuatan mereka adalah makhluk ciptaan Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam QS. Az-Zumar: 62  yang berbunyi :     
Artinya : “Allah menciptakan segala sesuatu.”

Beriman kepada qada’ dan qadar ada empat tingkatan yaitu :
            Pertama, ‘Ilmu  ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.
            Kedua, Kitabah  ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).
Ketiga, Masyi’ah  ialah mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.
Keempat, Khal ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:  ” Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).


Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hikmah Beriman Kepada Qada’ dan Qadar                                                                        Hikmah yang dapat diambil dari beriman kepada qada’ dan qadar adalah pertama,dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta memberikan dorongan untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini, tidak membuat sombong atau takabur, karena ia yakin kemampuan manusia sangat terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi, memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT, mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut menghadapi resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari takdir Allah SWT, selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada dirinya, karena ia mengerti bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan kepadanya.











BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Aqidah Islamiah dibangun di atas rukun iman yang enam, yaitu: Iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhirat, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Rukun iman adalah suatu keyakinan yang dipercayai sepenuh jiwa dan hati bahwa di dalam agama Islam itu ada dasar-dasar yang harus diyakini setiap muslim .
Penyusunan rukun iman yang terdapat dalam ayat-ayat dan hadits-hadits memiliki banyak hikmahnya. Diawali dengan beriman kepada Allah maknanya bahwa beriman kepada Allah merupakan dasar (asas), maka rukun-rukun yang lainnya akan mengikutinya. Kemudian disebutkan beriman kepada para malaikat dan para Rasul-Nya, maknanya bahwa para malaikat dan Rasul adalah perantara antara Allah dan makhluk-Nya dalam menyampaikan risalah-Nya. Para malaikat menyampaikan wahyu kepada para Rasul, sedang para Rasul menyampaikan (mendakwahkannya) kepada ummat manusia. Allah Ta’ala. Kemudian disebutkan beriman kepada kitab-kitab-Nya, maknanya bahwa kitab-kitab Allah adalah hujjah dan rujukan yang diturunkan kepada para Rasul oleh malaikat sebagai penjelas dari sisi Allah akan untuk menghukumi permasalahan manusia yang mana mereka berselisih padanya Kemudian disebutkan beriman kepada hari akhir, maknanya bahwa dikarenakan hari akhir adalah sebagai balasan dari segala perbuatan kita serta hasil dari beriman kepada Allah,para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, serta rasul-rasul-Nya atau sebaliknya. Pada hari inilah Allah menunjukkan akan keadilan-Nya antara orang-orang yang dzolim dan yang terdzolimi serta menegakkan keadilan di antara manusia dan terakhir disebutkan beriman kepada qodlo yang baik dan buruk, maknanya bahwa keutamaannya adalah untuk melindungi kaum muslimin terhadap amalan-amalan mereka, menjadikannya sebab-sebab yang bermanfaat. Sebagai penjelas bahwasannya tidak ada pertentangan antara syari’at Allah yang mana para Rasul diutus serta diturunkannya kitab-kitab kepada mereka dengan qodlo dan qodar-Nya.





DAFTAR PUSTAKA
http://quran.alislam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=mal&nSora=4&nAya=136&t=mal http://quran.alislam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=mal&nSora=57&nAya=22&t=mal                                                                                                                         http://hadith.al-islam.com/bayan/Display.asp?Lang=ind&ID=2                                                         Self Defeating Exercises to the Extremists                         http://www.mykhilafah.com/ebook/Nizhamul-islam(bahasa).zip                                                   Lewis, Bernard; Holt, P. M.; Holt, Peter R.; Lambton, Ann Katherine Swynford (1977).                   Bin Abdul Lateef Az-Zubaidi, Al-Imam Zain-ud-Din Ahmad; Dr. Muhammad Muhsin                 Khan (1996). bab: “104”, The translation of the Meanings of Summarized Sahih Al-Bukhari (dalam bahasa Bahasa Arab dan Bahasa Inggeris), 638, Riyadh, Arab Saudi: Darussalam.                               http://sahab.net/forums/showthread.php?t=372956 http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/11/fungsi-iman-kepada-malaikat.html http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/11/fungsi-iman-kepada-allah-swt.html           Daradjat,zakiah.1984. Dasar-Dasar  Agama Islam,Jakarta:Bulan Bintang                      http://quran.com/4: 136                                                                                                                                                     http://quran.com/2: 213                                                                                                        http://quran.com/16: 35                                                                                                          http://quran.com/19: 65                                                                                           http://quran.com/26: 11                                                                                                    http://quran.com/52: 35                                                                                                     http://quran.com/21: 76                                                                                                                                                           http://quran.com/65: 12                                                                                                    http://quran.com/39: 62                                                                                                                 http://quran.com/3: 196-197