Social Icons

Pages

Featured Posts

Kamis, 20 Juni 2013

Analisis Etika Profesi Seorang Projek Manajer



Berikut ini makalah tentang analisis etika profesi seorang projek manajer

BAB I
PENDAHULUAN
Tuntutan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan projek manajer bagi para manajer akan meningkat di masa datang. Untuk itu, para manajer perlu memahami dan mengantisipasi peran apa yang akan dilakukan dalam masa mendatang.
Semua projek manajer akan menangani semua hal yang berkaitan dengan proyek yang dipegangnya. Begitu pentingnya factor human capital dalam kesuksesan sebuah proyek, maka akan kita bahas beberapa karakteristik seorang projek manajer yang efektif termasuk di dalamnya kemampuan-kemampuan apa saja yang harus dikuasainya.
Ada kalanya seorang projek manajer menjadi pemimpin dan sebaliknya, oleh karena itu projek manajer harus mampu membedakan mana yang akan dipimpin dan mana yang akan dikelola dan juga akan lebih baik jika menggabungkan keduanya. Ada perbandingan di antara keduanya jika ingin ditelaah lebih dalam; managers do things right, leaders do the right things (Tjiptono&Diana, 2003). Maksudnya adalah untuk posisi manajer, usaha untuk melakukan sesuatu dengan benar ditekankan, akan tetapi bagi seorang pemimpin, melakukan sesuatu yang benar dari beberapa alternatif itulah yang diwajibkan.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Projek Manajer
Projek Manajer atau sering kita dengar dengan PM adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan dari suatu projek agar kelangsungan projek dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat menghasilkan karya sesuai yang diharapkan oleh client.
2.2.   Kriteria Projek Manajer yang Baik
Pemilihan seorang projek manajer merupakan satu dari dua atau tiga keputusan paling utama mengenai proyek. Projek manajer perlu memiliki kerangka harapan agar dapat berhasil dengan baik.Setidaknya ada 3 (tiga) karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kualifikasi seseorang untuk menjadi Projek manajer yaitu:
1.    Karakter Pribadinya
a.    Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek yang dikelola olehnya.
b.    Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan bertanggung jawab.
c.    Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana yang mendukung di lingkungan tempat dia bekerja.
d.   Asertif
e.    Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan manusia.
2.    Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola
a.     Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat.
b.     Pelaksanakan seluruh proses pengembangan proyek IT sesuai dengan anggaran dan waktu yang dapat memuaskan para pengguna/klien.
c.     Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis.
d.     Mampu mengendalikan hasil-hasil proyek dengan melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan.
e.     Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun masalah tak terduga.
f.      Membuat dan menerapkan keputusan terkait dengan perencanaan.
g.     Memiliki kemauan untuk mendefinisikan ulang tujuan, tanggung jawab dan jadwal selama hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan arah tujuan dari pelaksanaan proyek jika terjadi jadwal maupun anggaran yang meleset.
h.     Membangun dan menyesuaikan kegiatan dengan prioritas yang ada serta tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya.
i.       Memiliki kematangan yang tinggi dalam perencanaan yang baik dalam upaya mengurangi tekanan dan stres sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja tim.
j.      Mampu membuat perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek.
3.    Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin
a.    Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.
b.    Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim.
c.    Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan penghormatan dari mereka.
d.   Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim.
e.    Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai.
f.     Memberikan apresiasi yang baik kepada para anggota tim yang bekerja dengan baik.
g.    Mampu mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait dengan proyek yang dipimpinnya untuk menerima pendapat-pendapatnya serta melaksanakan rencana-rencana yang disusunnya.
h.    Mendelegasikan tugas-tugas namun tetap melakukan pengendalian melekat.
i.      Memiliki kepercayaan yang tinggi kepada para profesional terlatih untuk menerima pekerjaan-pekerjaan yang didelegasikan darinya.
j.      Menjadikan dirinya sebagai bagian yang terintegrasi dengan tim yang dipimpinnya.
k.    Mampu membangun kedisiplinan secara struktural.
l.      Mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dari masing-masing anggota tim serta memanfaatkannya sebagai kekuatan individual.
m.  Mendayagunakan setiap elemen pekerjaan untuk menstimulasi rasa hormat dari para personil yang terlibat dan mengembangkan sisi profesionalisme mereka.
n.    Menyediakan sedikit waktu untuk menerima setiap ide yang dapat meningkatkan kematangan serta pengembangan dirinya.
o.    Selalu terbuka atas hal-hal yang mendorong kemajuan.
p.    Memahami secara menyeluruh para anggota tim yang dipimpinnya dan mengembangkan komunikasi efektif di dalamnya.
2.3.       Kegiatan yang boleh dilakukan oleh Projek Manajer
a.      Pengelolaan Proyek
Pengelola proyek manajer mempunyai dua tugas pokok antara lain:
1.      Mengadakan dan mendorong arus kegiatan horizontal, baik dengan departemen fungsional di dalam organisasi perusahaan ataupun diluar perusahaan.
2.      Menetapkan integrator yang dikembangkan menjadi penanggung jawab tunggal. Contoh; Projek manajer, yang berfungsi sebagai Pusat sumber informasi bagi masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek, Melakukan koordinasi dan usaha-usaha tindak lanjut antar departemen fungsional dan organisasi proyek, Integrator dan pendorong agar kegiatan- kegiatan dilakukan sesuai kepentingan dan sasaran proyek, Accountability terhadap pelaksanaan kegiatan proyek.

3.      Memadukan perencanaan dan pengendalian
               Dalam pengelolaan proyek ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan manajer manajer, yakni: waktu, sumber-sumber, dan biaya. berkaitan dengan tiga faktor tersebut, maka projek manajer perlu mencari prosedur yang dapat membantu mereka menentukan berapa lama suatu proyek diharapkan selesai, dan kapan kegiatan tertentu harus dimulai dan diselesaikan. Ini akan memberikan batasan waktu penyelesaian proyek dan tolok ukur untuk pengendalian kemajuan proyek. Dalam banyak kasus proyek, beberapa kegiatan merupakan kegiatan kritis dan harus diselesaikan tepat pada waktunya atau keseluruhan penyelesaian proyek akan tertunda.   
        Selain menentukan kegiatan-kegiatan kritis, projek manajer harus juga menentukan sumber-sumber yang digunakan seperti misalnya tenaga kerja dan peralatan dan bagaimana sumber-sumber tersebut dialokasikan ke berbagai kegiatan. Terakhir, bahwa biaya proyek harus dikendalikan mengharuskan manajer mencari cara bagaimana biaya dapat diminimisasi.

b.      Proses Perencanaan Proyek
Berikut ini diberikan tahapan-tahapan perencanaan proyek yang harus dilakukan oleh projek manajer, yakni:
1.         Pendefinisian Proyek
        Tahap pertama dalam proses perencanaan proyek adalah menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dan urut-urutan kegiatan. Kemudian divisualisasikan dengan diagram balok (Gant Chart) atau grafis (CPM/PERT). Untuk kepentingan tersebut, berikut ini diberikan beberapa istilah yang sering digunakan dalam manajemen proyek:
·         Proyek adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang memiliki tujuan tertentu.
·         Kegiatan (Activities) meruapakan tugas-tugas yang mengkonsumsi waktu, atau sumber-sumber lain.
·         Peristiwa adalah satu titik waktu yang mewakili saat mulai dan saat selesainya suatu kegiatan.
·         Predecessor adalah kegiatan yang harus selesai sebelum satu kegiatan lain tertentu dimulai.
·         Follower adalah kegiatan yang baru bisa dimulai setelah kegiatan lain selesai dikerjakan.
·         Jaringan Kerja (Network) adalah gambaran grafis dari suatu masalah atau situasi yang berisi lingkaran (nodes) yang bernomor dan yang dihubungkan dengan urutan garis (branches atau arcs)
·         Lingkaran (nodes) adalah  titik perpotongan atau pertemuan  dari suatu jaringan kerja.
·         Branches adalah garis yang menghubungkan lingkaran-lingkaran dan mewakili kegiatan dalam suatu jaringan kerja.
·         Anak Panah (Arcs) memiliki arti yang sama dengan branches.
·         Dummy Activity kegiatan fiktif yang tidak mengkonsumsi waktu untuk mewakili predecessor atau digunakan ketika dua atau lebih kegiatan yang memiliki lingkaran mulai dan lingkaran selesai yang sama.
2.         Perencanaan Sumber-Sumber
               Setelah jaringan kerja proyek terbentuk, informasi yang diperlukan pada tahap selanjutnya adalah sumber-sumber yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan. Untuk tujuan penyusunan skedul, sumber yang sangat penting adalah waktu. Penting untuk menghitung keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dan untuk menyusun skedul setiap kegiatan yang ada.
        Berkaitan dengan jenis sumber, yakni waktu, dapatlah dibedakan menjadi dua kategori yaitu yang bersifat uncertainty dan yang certainty. Berikut ini diberikan beberapa istilah waktu yang sering digunakan dalam manajemen proyek:
  • Optimistic Time (a) adalah perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan, yang didasarkan pada asumsi bahwa kegiatan akan berjalan tanpa ada hambatan apapun atau dalam kondisi dan situasi yang ideal.
  • Most Probable Time (m) adalah perkiraan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan suatu kegiatan.
  • Pessimistic Time (b) adalah  perkiraan waktu penyelesaian suatu kegiatan yang didasarkan pada asumsi bahwa terjadi situasi dan kondisi yang sangat tidak menguntungkan
  • Expected Activity Time (t) adalah waktu rata-rata dari suatu kegiatan.
3.       Penjadwalan Proyek
Skedul membantu manajer untuk menggunakan sumber-sumber secara efektif dan untuk memonitor kemajuan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. berikut ini beberapa alat atau metode yang dapat digunakan dalam melakukan penjadwalan proyek, yakni :
a.     Gantt Chart
     Bagan ini pertama kali dikembangkan oleh HL Gantt untuk mengatasi masalah pengawasan produksi. bagan ini kemudian menjadi dasar digunakannya teknik analisis jaringan kerja seperti CPM (Ctitical Path Method) dan PERT (Project Evaluation Review Technique). Gantt menggunakan apa yang disebut sebagai Gantt Milestone Chart yang merupakan peta yang menggambarkan pekerjaan yang harus dilaksanakan atau bagan yang menunjukkan saling hubungan yang terdapat antara semua tahapan atau tingkat pekerjaan.
    Sumbu datar dari bagan Gantt menunjukkan skala waktu. Sedang segi empat dalam bagan menunjukkan kegiatan yang harus dilakukan, lama kegiatan ditunjukkan dengan panjang segi empat. Lingkaran pada segi empat menunjukkan keadaan ingkat tertentu dari keseluruhan pekerjaan.




Contoh Gant Chart










b.    Critical Path Method (CPM)
Pada Critical Path Method - CPM, untuk setiap kegiatan dalam seluruh proyek digunakan perkiraan waktu normal  dan perkiraan biaya normal. Selanjutnya digunakan pula perkiraan waktu cepat dan biaya pencepatan. dalam perhitungan biaya pencepatan diasumsikan bahwa fungsi biaya adalah linier terhadap waktu. Selanjutnya untuk proses pencepatan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
·         Membuat diagram network atas dasar waktu normal dan hitunglah biaya pencepatan setiap kegiatan.
·         Percepatlah waktu penyelesaian proyek dengan mengutamakan kegiatan kritis yang memiliki biaya percepatan per satuan waktu yang paling kecil. Jika pada langkah kedua ini tidak dapat lagi dipercepat, berarti telah ditemukan biaya minimum pencepatan proyek, maka proses berhenti.
·         Susun kembali network yang baru dengan menggunakan waktu kegiatan yang dipercepat dan kembali ke langkah ke dua.
·         Total biaya Minimum Pencepatan dihitung dengan cara menjumlahkan Total biaya skedul normal dengan total biaya pencepatan.


c.    Project Evaluation And Review Technique (PERT)
Dalam kenyataannya suatu proyek mempunyai waktu pengerjaan yang sulit untuk dapat diperkirakan dengan pasti, sehingga untuk menghitung waktu pengerjaan suatu kegiatan dilakukan dengan mengestimasi waktu, yakni waktu optimis (a), waktu paling mungkin (m) dan waktu pesimis (b).

4.        Pengendalian Proyek
  Oleh karena adanya waktu pengerjaan yang bersifat uncertainty, penundaan yang tak terhindarkan, atau masalah-masalah lain, proyek menjadi agak terganggu, maka diperlukan suatu monitoring terhadap setiap proses pengerjaan proyek dari waktu ke waktu, dan perlu melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan. manajer perlu mengavaluasi antara apa yang direncanakan dan hasil aktualnya, evaluasi terhadap perubahan situasi dan kondisi, serta maslah-masalah yang dihadapi sekarang dan di masa yang akan datang, serta tindakan perlu untuk mengkoreksi masalah yang ada dan untuk menghindari timbulnya masalah di kemudian hari.

2.4.       Peranan Projek manajer
Projek manajer mempunyai peranan sebagai berikut:
§  Berperan untuk mengintegrasikan beberapa kegiatan yang berbeda untuk mencapai tujuan tertentu.
§  Berperan juga sebagai seorang komunikator. Dengan ini berarti projek manajer menjadi tempat terakhir menujunya laporan-laporan, memo, permintaan dan keluhan. Projek manajer juga mengambil input dari banyak sumber, mengolah dan menyampaikan informasi ke beberapa pihak dan memastikan bahwa semua orang yang punya peran dalam proyek mengetahui informasi mengenai kebijaksanaan, tujuan, anggaran, jadwal kebutuhan, dan perubahan yang ada dalam proyek sesuai peran yang dimiliki.
§  Berperan untuk mengambil keputusan yang menjadi wewenangnya, antara lain mengenai realokasi sumber daya, mengubah lingkup proyek, menyeimbangkan kriteria biaya, jadwal dan performansi.
§  Merupakan seorang enterpreuneur yang harus berusaha untuk melakukan pengadaan dana, fasilitas dan orang agar proyek dapat berjalan.
§  Merupakan seorang agen pengubah yang mempelopori pemakaian ide yang baru dan inovatif dan berusaha keras mengatasi halangan untuk melakukan perubahan.

2.5.       Tanggung Jawab Projek manajer
Seorang projek manajer memiliki tanggung jawab utama yaitu menyerahkan hasil akhir proyek dalam kriteria waktu, biaya, dan informasi yang telah ditetapkan, termasuk profit yang ditargetkan. Secara garis besar tanggung jawab projek manajer adalah (Soeharto, 1997):
  • Merencanakan kegiatan-kegiatan dalam proyek, tugas-tugas dan hasil akhir, termasuk pemecahan pekerjaan, penjadwalan dan anggaran.
  • Mengorganisasikan, memilih dan menempatkan orang-orang dalam tim proyek. Mengorganisasikan dan mengalokasikan sumber daya.
  • Memonitor status proyek.
  • Mengindentifikasikan masalah-masalah teknis.
  • Titik temu dari para konstituen: subprojek manajer, user, konsultan, top management.
  • Menyelesaikan konflik yang terjadi dalam proyek.
  • Merekomendasikan penghentian proyek atau pengerahan kembali sumber daya.

2.6.       Kegiatan yang Dilarang oleh Projek Manajer
§  Memimpin dengan leadership yang kurang memadai
Teamwork adalah segalanya. Kesimpulan para project manager yang berhasil menyatakan bahwa bagaimanapun sulitnya proyek, akan dapat teratasi jika teamwork bagus dan solid. Banyak pula referensi ilmiah yang menyebutkan demikian. Lihatlah proyek yang berhasil, akan selalu dikerjakan oleh tim yang bagus. Salah satu faktor terpenting membentuk teamwork yang bagus hanyalah leadership. Di sinilah korelasi terkuat bahwa Project Manager yang memiliki leadership yang kuat, cenderung memiliki track record yang baik. Banyak projek manajer yang tidak memahami hal ini. Project Manager hanya dinilai dan dipilih berdasarkan like and dislike. Tidak sedikit pula Project Manager dipilih hanya karena hard competencies tanpa melihat kemampuan leadership. Akibatnya tim proyek menjadi tidak terbentuk dengan baik bahkan terjadi konflik internal yang tak kunjung usai. Proyek menjadi tidak dilaksanakan sesuai rencana.

§  Melakukan kesalahan estimasi saat tender.
Fase tender adalah fase yang memegang peranan yang paling tinggi yang berdampak terhadap keberhasilan proyek. Pada fase ini projek manajer harus mampu merencanakan proyek dengan baik. Jika dalam project life cycle mengenal istilah planning, maka dalam konteks projek manajer, perencanaan saat tender adalah pra-planning yang ibarat membuat chip sebuah processor komputer. Kesalahan yang sering terlihat adalah projek manajer tidak membuat sistem tender yang memadai. Beberapa contoh adalah:
·         Estimator yang tidak kompeten. Estimator seringkali karyawan yang dianggap gagal di proyek yang lalu ditempatkan pada bagian tender yang tentu saja kehilangan motivasi bekerja. Akibatnya proses estimasi tidak dilakukan dengan baik.
·         Proses perhitungan tidak optimal dalam menggali potensi atau risiko serta strategi-strategi penting yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang baik.
·         Kondisi draft kontrak sering tidak dikaji terlebih dulu apalagi proyek pemerintah. Jarang melakukan cross-check atas beberapa dokumen yang sering berbeda satu dengan lainnya.
·         Tidak melakukan site investigation yang memadai.
Kondisi ini diperparah bahwa pelajaran ini terputus karena tidak dilakukan pencatatan-pencatatan yang bisa menjadi lesson learn penting. Terlebih lesson learn tersebut cenderung melekat pada orang, bukan pada sistem. Sehingga pergantian personil atau pejabat tender, berarti akan mengulang kesalahan. Tak heran kejadian ini terjadi berulang kali.
§  Menganggap remeh kontrak.
Kontrak bisa dikatakan kitab suci dalam menjalankan proyek. Oleh projek manajer, kontrak sering hanya disimpan dalam laci hingga proyek selesai atau jika tidak pada saat  proyek terlanjur mengalami masalah kontraktual. Kadang pula kontrak baru ditandatangani pada saat proyek hampir selesai dilaksanakan. Dampak akibat masalah kontrak ini merupakan yang terbesar terhadap biaya. Sehingga apabila projek manajer mengabaikan aspek kontrak, maka peluang menderita kerugian yang besar akan tinggi.
Personil yang menguasai kontrak secara benar pun bisa dihitung dengan jari. Pemahaman kontrak sering didapat dari mulut ke mulut, bukan dari dasar literatur yang benar. Peraturan yang adapun berbeda persepsi satu dengan lainnya alias tidak singkron. Alhasil, terjadi penyimpangan sistemik. Jika ingin cek, coba saja tanyakan definisi dan bagaimana seharusnya pelaksanaan kontrak lump sum pada beberapa orang termasuk konsultan dan auditor, hampir dipastikan jawabannya akan berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan sering dispute dalam pelaksanaan kontrak yang begitu melelahkan. Jika projek manajer lemah dalam penguasaan kontrak, maka projek manajer akan dalam masalah yang besar.
§  Melakukan Perencanaan sambil Jalan
Istilah ini rasanya cukup tepat untuk menyebut perencanaan ala projek manajer yang sering bermasalah dalam pelaksanaan proyeknya. Perencanaan pada saat awal kurang baik atau dilakukan setengah hati. Padahal masa awal proyek adalah masa “emas” untuk melakukan perencanaan yang matang. Perencanaan yang baik yang dilakukan pada awal proyek sebelum proyek dilaksanakan akan menentukan keberhasilan proyek.
Fase perencanaan adalah sangat menentukan. Pada fase ini, perencanaan yang telah dilakukan pada saat tender direview dan didetailkan. Proses perencanaan sendiri memang berjalan sejak awal proyek hingga proyek selesai. Namun porsi perencanaan harus lebih banyak di awal. Hal inilah yang tidak disadari oleh projek manajer. Akhirnya mereka melakukan perencanaan sambil jalan, sehingga menimbulkan masalah dalam pelaksanaannya sebagai akibat perencanaan yang tidak baik. Perencanaan sambil jalan ini sering menyebabkan mismatch yang berdampak pada produktifitas rendah yang berujung pada keterlambatan.
§  Melakukan Analisis Resiko dengan Setengah-Setengah
Projek manajer pasti tahu apa itu risiko, tapi belum tentu tahu apa itu manajemen risiko, apalagi melaksanakannya. Mereka tahu ada risiko kenaikan harga, risiko cuaca buruk, risiko keterlambatan pelaksanaan. Namun mereka tidak tahu bagaimana menilai dan mengelola risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. Akibatnya jelas risiko akan terjadi sesuai prediksi mereka tanpa melakukan langkah antisipasi yang memadai.
Projek manajer cenderung membuat cadangan keuntungan yang sebanyak mungkin untuk mengantisipasi risiko. Kadang-kadang dengan cara yang salah. Risiko ditangani pada saat risiko tersebut benar-benar terjadi. Padahal penanganan risiko yang telah terlanjur terjadi membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan bisa saja membuat proyek mengalami kegagalan fatal jika risiko yang terjadi adalah risiko yang berdampak sangat besar. Seberapa besar cadangan yang ada, biasanya selalu kurang. Fokus hanya pada membuat cadangan dan tidak melakukan pengelolaan risiko adalah kesalahan yang turun-temurun di projek manajer kita.
§  Tidak Memastikan Informasi Diterima dengan Baik
Komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi yang harus dilakukan dalam rangka memastikan informasi diterima dengan baik. Banyak sekali projek manajer yang tidak menyadari pentingnya aspek ini, padahal proyek konstruksi melibatkan begitu banyak pihak dengan hubungan yang cukup rumit. Sehingga arus informasi harus dikelola dengan hati-hati. Seringkali informasi penting disampaikan dengan cara yang tidak tepat, sehingga informasi datang terlambat, dipahami sepotong-potong, bahkan salah persepsi. Komunikasi juga sering dilihat dan dipahami sebagai komunikasi langsung seperti fasilitas telepon, HP, HT, dan lain-lain. Project manager masih menganggap bahwa dengan memenuhi fasilitas tersebut berarti telah memenuhi aspek komunikasi proyek. Banyak kerancuan pemahaman yang terjadi.
§  Melakukan Hubungan yang Jelek dengan Stakeholder
Stakeholder proyek adalah Pemilik, Pengawas, Perencana dan Vendor. Mereka haruslah berada dalam satu kesepahaman yang sama bahwa mereka adalah bagian dari satu tim yang menentukan keberhasilan proyek. Sekat kepentingan harusnya dapat dinegosiasikan. Projek manajer sangat berkepentingan terhadap terbentuknya hubungan yang baik dengan semua stakeholder. Sedemikian projek manajer harus mampu berkontribusi positif dalam terbentuknya hubungan yang kondusif yang sangat membantu dalam hal kelancaran komunikasi proyek. Peran Project Manager sangat tinggi sebagai komunikator dan negosiator.
Kesalahan saat ini adalah projek manajer lemah dan kurang berkontribusi besar dalam terbentuknya teamwork tersebut. Kebuntuan komunikasi selalu dianggap sebagai suatu “permintaan” salah satu pihak, padahal tidaklah selalu demikian. Kesalahan lain adalah menganggap vendor sebagai pihak yang lebih rendah. Padahal tanpa vendor, projek manajer bukanlah apa-apa. Adapula yang salah kaprah yang mendekati vendor dengan maksud tertentu. Ini akan membuat posisi tim proyek akan lemah dalam mengendalikan vendor tersebut serta potensi hidden cost. Perlu diperhatikan prinsip ekonomi bahwa pengorbanan atau biaya sedikit-mungkin untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Vendor cenderung menyambut baik indikasi ini untuk mendapatkan keuntungan lebih seperti prinsip ekonomi tersebut. Disadari atau tidak, tapi ini adalah fakta.
§  Tidak memahami Critical Success Factors (CSF’s) Proyek
Critical success factors (CSF’s) proyek adalah faktor yang paling menentukan keberhasilan proyek / project success. Projek manajer jarang mengetahui tentang hal ini. Sehingga proyek sulit mencapai target yang ditentukan atau menjadi tidak berhasil. CSF’s bisa berupa detail gambar yang baik, financing yang memadai, tersedianya jalan akses sementara sejak awal proyek, kualitas tenaga finishing yang baik, penanganan cuaca yang memadai, dan lain-lain. Ini sangat tergantung dengan karakter proyek yang unik. Tiap proyek akan memiliki CSF’s yang berbeda yang harus diidentifikasi dan dikelola sejak awal proyek.
Umumnya di Indonesia,  lebih mengandalkan kemampuan problem solving (walaupun belum begitu baik). CSF’s disadari pada pertengahan jalan dan terlambat untuk mulai dikelola dengan baik. Kalaupun ada segelintir yang tahu, tapi belum dilakukan pengelolaan yang sistematis, sehingga proyek jarang yang berhasil dengan baik. Kondisi ini terjadi berulang kali hingga sekarang. Tak berlebihan jika penyebab utama karyawan proyek terlihat bekerja jauh lebih keras dari sektor lain adalah karena hal ini.



2.7.   Upaya untuk Meningkatkan Profesionalitas Projek Manajer
a.              Meningkatkan Budgeting and Cost Skills
Projek manajer harus meningkatkan kemampuan dalam hal membuat anggaran biaya proyek baik dalam hal analisis biaya proyek, analisis kelayakan investasi agar keuangan proyek dapat berjalan optimal sesuai dengan keinginan penyedia dana.
b.             Meningkatkan Schedulling and Time Management Skills
Projek manajer dituntut untuk dapat mengelola waktu secara baik agar proyek dapat selesai tepat waktu seperti yang diharapkan. Untuk mengelola waktu ini projek manajer harus mendefinisikan aktivitas-aktivitas yang diperlukan, misalnya dengan teknik WBS (Work Breakdown Structure). Selain itu, projek manajer harus mampu memperkirakan waktu bagi setiap aktivitas secara realistis.
c.              Meningkatkan Technical Skills
 Kemampuan teknis melingkupi pengetahuan dan pengalaman dalam hal proyek itu sendiri, dengan mengetahui prosedur-prosedur dan mekanisme proyek. Kemampuan ini biasanya didapatkan dari penimbaan ilmu khusus, misalnya Institut Manajemen Proyek, dsb.
d.             Meningkatkan Resource Management and Human Relationship Skills
Projek manajer perlu memahami akibat dari kegagalan dalam mengelola sumber daya, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menempatkan sumberdaya yang ada dan menjadwalkannya. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk membangun jaringan sosial dengan orang-orang yang terlibat di dalam proyek, seperti para stakeholder.

e.              Meningkatkan Communication Skills
Perencanaan sebuah proyek akan menjadi tidak berguna ketika tidak ada komunikasi yang efektif antara projek manajer dengan timnya. Setiap anggota tim harus mengetahui tanggung jawab mereka.
f.              Meningkatkan Negotiating Skills dalam berhubungan dengan Client
 Selain kemampuan komunikasi yang baik, negosiasi juga memerlukan strategi dalam menarik dukungan manajemen atas atau sponsor mereka, bagaimanapun, pihak yang bernegosiasi harus dapat melihat loyalitas sang manajer terhadap mereka, baru kemudian akan muncul kepercayaan.
g.             Meningkatkan Marketing, Contracting, Customer Relationship Skills
 Projek manajer juga harus memiliki kemampuan untuk memasarkan hasil proyeknya, karena akan sangat tragis ketika sebuah proyek yang sukses secara implementatif, tetapi outputnya tidak dibutuhkan oleh para penggunanya. Selain itu, kedekatan dengan konsumen sangat diperlukan. Sang manajer perlu responsif terhadap perubahan kebutuhan dan persyaratan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam konsep TQM, kunci utama untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah komunikasi secara terus-menerus anatar pelanggan maupun antar tim proyek (Tjiptono&Diana, 2003).
h.             Meningkatkan Leadership Skills
Kepemimpinan menjadi salah satu peranan penting yang dimiliki oleh seorang projek manajer. Apa yang dilakukan oleh projek manajer menendakan bagaimana seharusnya orang lain atau timnya bekerja.


PENUTUP
Kesimpulan
Projek manajer yang baik adalah orang yang selalu meningkatkan skill yang dimilikinya seperti meningkatkan technical skills,leadership skill,communication skill, dan skill lainnya. Hal terpenting yang harus dimiliki oleh projek manajer adalah kemampuan menjalin kerjasama yang baik dengan client dan mampu memimpin dan mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim yang dipimpinnya.
Kesalahan yang dilakukan oleh projek manajer akan membawa dampak yang besar untuk perusahaannya karena berhubungan dengan customer/pelanggan. Pelanggan yang kecewa akan sulit untuk kembali melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut.











DAFTAR PUSTAKA
1.                       www.google.com
2.                       http://rahmaekaputri.blogspot.com/2012/04/manajer-proyek.html
3.                       https://sites.google.com/site/operasiproduksi
4.                       www.wikipedia.com
5.                       http://tim-proyek-245864.html
6.                       http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx





BAB I
PENDAHULUAN
Tuntutan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan projek manajer bagi para manajer akan meningkat di masa datang. Untuk itu, para manajer perlu memahami dan mengantisipasi peran apa yang akan dilakukan dalam masa mendatang.
Semua projek manajer akan menangani semua hal yang berkaitan dengan proyek yang dipegangnya. Begitu pentingnya factor human capital dalam kesuksesan sebuah proyek, maka akan kita bahas beberapa karakteristik seorang projek manajer yang efektif termasuk di dalamnya kemampuan-kemampuan apa saja yang harus dikuasainya.
Ada kalanya seorang projek manajer menjadi pemimpin dan sebaliknya, oleh karena itu projek manajer harus mampu membedakan mana yang akan dipimpin dan mana yang akan dikelola dan juga akan lebih baik jika menggabungkan keduanya. Ada perbandingan di antara keduanya jika ingin ditelaah lebih dalam; managers do things right, leaders do the right things (Tjiptono&Diana, 2003). Maksudnya adalah untuk posisi manajer, usaha untuk melakukan sesuatu dengan benar ditekankan, akan tetapi bagi seorang pemimpin, melakukan sesuatu yang benar dari beberapa alternatif itulah yang diwajibkan.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Projek Manajer
Projek Manajer atau sering kita dengar dengan PM adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan dari suatu projek agar kelangsungan projek dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat menghasilkan karya sesuai yang diharapkan oleh client.
2.2.   Kriteria Projek Manajer yang Baik
Pemilihan seorang projek manajer merupakan satu dari dua atau tiga keputusan paling utama mengenai proyek. Projek manajer perlu memiliki kerangka harapan agar dapat berhasil dengan baik.Setidaknya ada 3 (tiga) karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kualifikasi seseorang untuk menjadi Projek manajer yaitu:
1.    Karakter Pribadinya
a.    Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek yang dikelola olehnya.
b.    Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan bertanggung jawab.
c.    Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana yang mendukung di lingkungan tempat dia bekerja.
d.   Asertif
e.    Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan manusia.
2.    Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola
a.     Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat.
b.     Pelaksanakan seluruh proses pengembangan proyek IT sesuai dengan anggaran dan waktu yang dapat memuaskan para pengguna/klien.
c.     Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis.
d.     Mampu mengendalikan hasil-hasil proyek dengan melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan.
e.     Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun masalah tak terduga.
f.      Membuat dan menerapkan keputusan terkait dengan perencanaan.
g.     Memiliki kemauan untuk mendefinisikan ulang tujuan, tanggung jawab dan jadwal selama hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan arah tujuan dari pelaksanaan proyek jika terjadi jadwal maupun anggaran yang meleset.
h.     Membangun dan menyesuaikan kegiatan dengan prioritas yang ada serta tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya.
i.       Memiliki kematangan yang tinggi dalam perencanaan yang baik dalam upaya mengurangi tekanan dan stres sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja tim.
j.      Mampu membuat perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek.
3.    Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin
a.    Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.
b.    Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim.
c.    Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan penghormatan dari mereka.
d.   Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim.
e.    Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai.
f.     Memberikan apresiasi yang baik kepada para anggota tim yang bekerja dengan baik.
g.    Mampu mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait dengan proyek yang dipimpinnya untuk menerima pendapat-pendapatnya serta melaksanakan rencana-rencana yang disusunnya.
h.    Mendelegasikan tugas-tugas namun tetap melakukan pengendalian melekat.
i.      Memiliki kepercayaan yang tinggi kepada para profesional terlatih untuk menerima pekerjaan-pekerjaan yang didelegasikan darinya.
j.      Menjadikan dirinya sebagai bagian yang terintegrasi dengan tim yang dipimpinnya.
k.    Mampu membangun kedisiplinan secara struktural.
l.      Mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dari masing-masing anggota tim serta memanfaatkannya sebagai kekuatan individual.
m.  Mendayagunakan setiap elemen pekerjaan untuk menstimulasi rasa hormat dari para personil yang terlibat dan mengembangkan sisi profesionalisme mereka.
n.    Menyediakan sedikit waktu untuk menerima setiap ide yang dapat meningkatkan kematangan serta pengembangan dirinya.
o.    Selalu terbuka atas hal-hal yang mendorong kemajuan.
p.    Memahami secara menyeluruh para anggota tim yang dipimpinnya dan mengembangkan komunikasi efektif di dalamnya.
2.3.       Kegiatan yang boleh dilakukan oleh Projek Manajer
a.      Pengelolaan Proyek
Pengelola proyek manajer mempunyai dua tugas pokok antara lain:
1.      Mengadakan dan mendorong arus kegiatan horizontal, baik dengan departemen fungsional di dalam organisasi perusahaan ataupun diluar perusahaan.
2.      Menetapkan integrator yang dikembangkan menjadi penanggung jawab tunggal. Contoh; Projek manajer, yang berfungsi sebagai Pusat sumber informasi bagi masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek, Melakukan koordinasi dan usaha-usaha tindak lanjut antar departemen fungsional dan organisasi proyek, Integrator dan pendorong agar kegiatan- kegiatan dilakukan sesuai kepentingan dan sasaran proyek, Accountability terhadap pelaksanaan kegiatan proyek.

3.      Memadukan perencanaan dan pengendalian
               Dalam pengelolaan proyek ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan manajer manajer, yakni: waktu, sumber-sumber, dan biaya. berkaitan dengan tiga faktor tersebut, maka projek manajer perlu mencari prosedur yang dapat membantu mereka menentukan berapa lama suatu proyek diharapkan selesai, dan kapan kegiatan tertentu harus dimulai dan diselesaikan. Ini akan memberikan batasan waktu penyelesaian proyek dan tolok ukur untuk pengendalian kemajuan proyek. Dalam banyak kasus proyek, beberapa kegiatan merupakan kegiatan kritis dan harus diselesaikan tepat pada waktunya atau keseluruhan penyelesaian proyek akan tertunda.   
        Selain menentukan kegiatan-kegiatan kritis, projek manajer harus juga menentukan sumber-sumber yang digunakan seperti misalnya tenaga kerja dan peralatan dan bagaimana sumber-sumber tersebut dialokasikan ke berbagai kegiatan. Terakhir, bahwa biaya proyek harus dikendalikan mengharuskan manajer mencari cara bagaimana biaya dapat diminimisasi.

b.      Proses Perencanaan Proyek
Berikut ini diberikan tahapan-tahapan perencanaan proyek yang harus dilakukan oleh projek manajer, yakni:
1.         Pendefinisian Proyek
        Tahap pertama dalam proses perencanaan proyek adalah menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dan urut-urutan kegiatan. Kemudian divisualisasikan dengan diagram balok (Gant Chart) atau grafis (CPM/PERT). Untuk kepentingan tersebut, berikut ini diberikan beberapa istilah yang sering digunakan dalam manajemen proyek:
·         Proyek adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang memiliki tujuan tertentu.
·         Kegiatan (Activities) meruapakan tugas-tugas yang mengkonsumsi waktu, atau sumber-sumber lain.
·         Peristiwa adalah satu titik waktu yang mewakili saat mulai dan saat selesainya suatu kegiatan.
·         Predecessor adalah kegiatan yang harus selesai sebelum satu kegiatan lain tertentu dimulai.
·         Follower adalah kegiatan yang baru bisa dimulai setelah kegiatan lain selesai dikerjakan.
·         Jaringan Kerja (Network) adalah gambaran grafis dari suatu masalah atau situasi yang berisi lingkaran (nodes) yang bernomor dan yang dihubungkan dengan urutan garis (branches atau arcs)
·         Lingkaran (nodes) adalah  titik perpotongan atau pertemuan  dari suatu jaringan kerja.
·         Branches adalah garis yang menghubungkan lingkaran-lingkaran dan mewakili kegiatan dalam suatu jaringan kerja.
·         Anak Panah (Arcs) memiliki arti yang sama dengan branches.
·         Dummy Activity kegiatan fiktif yang tidak mengkonsumsi waktu untuk mewakili predecessor atau digunakan ketika dua atau lebih kegiatan yang memiliki lingkaran mulai dan lingkaran selesai yang sama.
2.         Perencanaan Sumber-Sumber
               Setelah jaringan kerja proyek terbentuk, informasi yang diperlukan pada tahap selanjutnya adalah sumber-sumber yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan. Untuk tujuan penyusunan skedul, sumber yang sangat penting adalah waktu. Penting untuk menghitung keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dan untuk menyusun skedul setiap kegiatan yang ada.
        Berkaitan dengan jenis sumber, yakni waktu, dapatlah dibedakan menjadi dua kategori yaitu yang bersifat uncertainty dan yang certainty. Berikut ini diberikan beberapa istilah waktu yang sering digunakan dalam manajemen proyek:
  • Optimistic Time (a) adalah perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan, yang didasarkan pada asumsi bahwa kegiatan akan berjalan tanpa ada hambatan apapun atau dalam kondisi dan situasi yang ideal.
  • Most Probable Time (m) adalah perkiraan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan suatu kegiatan.
  • Pessimistic Time (b) adalah  perkiraan waktu penyelesaian suatu kegiatan yang didasarkan pada asumsi bahwa terjadi situasi dan kondisi yang sangat tidak menguntungkan
  • Expected Activity Time (t) adalah waktu rata-rata dari suatu kegiatan.
3.       Penjadwalan Proyek
Skedul membantu manajer untuk menggunakan sumber-sumber secara efektif dan untuk memonitor kemajuan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. berikut ini beberapa alat atau metode yang dapat digunakan dalam melakukan penjadwalan proyek, yakni :
a.     Gantt Chart
     Bagan ini pertama kali dikembangkan oleh HL Gantt untuk mengatasi masalah pengawasan produksi. bagan ini kemudian menjadi dasar digunakannya teknik analisis jaringan kerja seperti CPM (Ctitical Path Method) dan PERT (Project Evaluation Review Technique). Gantt menggunakan apa yang disebut sebagai Gantt Milestone Chart yang merupakan peta yang menggambarkan pekerjaan yang harus dilaksanakan atau bagan yang menunjukkan saling hubungan yang terdapat antara semua tahapan atau tingkat pekerjaan.
    Sumbu datar dari bagan Gantt menunjukkan skala waktu. Sedang segi empat dalam bagan menunjukkan kegiatan yang harus dilakukan, lama kegiatan ditunjukkan dengan panjang segi empat. Lingkaran pada segi empat menunjukkan keadaan ingkat tertentu dari keseluruhan pekerjaan.

 b.    Critical Path Method (CPM)
Pada Critical Path Method - CPM, untuk setiap kegiatan dalam seluruh proyek digunakan perkiraan waktu normal  dan perkiraan biaya normal. Selanjutnya digunakan pula perkiraan waktu cepat dan biaya pencepatan. dalam perhitungan biaya pencepatan diasumsikan bahwa fungsi biaya adalah linier terhadap waktu. Selanjutnya untuk proses pencepatan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
·         Membuat diagram network atas dasar waktu normal dan hitunglah biaya pencepatan setiap kegiatan.
·         Percepatlah waktu penyelesaian proyek dengan mengutamakan kegiatan kritis yang memiliki biaya percepatan per satuan waktu yang paling kecil. Jika pada langkah kedua ini tidak dapat lagi dipercepat, berarti telah ditemukan biaya minimum pencepatan proyek, maka proses berhenti.
·         Susun kembali network yang baru dengan menggunakan waktu kegiatan yang dipercepat dan kembali ke langkah ke dua.
·         Total biaya Minimum Pencepatan dihitung dengan cara menjumlahkan Total biaya skedul normal dengan total biaya pencepatan.


c.    Project Evaluation And Review Technique (PERT)
Dalam kenyataannya suatu proyek mempunyai waktu pengerjaan yang sulit untuk dapat diperkirakan dengan pasti, sehingga untuk menghitung waktu pengerjaan suatu kegiatan dilakukan dengan mengestimasi waktu, yakni waktu optimis (a), waktu paling mungkin (m) dan waktu pesimis (b).

4.        Pengendalian Proyek
  Oleh karena adanya waktu pengerjaan yang bersifat uncertainty, penundaan yang tak terhindarkan, atau masalah-masalah lain, proyek menjadi agak terganggu, maka diperlukan suatu monitoring terhadap setiap proses pengerjaan proyek dari waktu ke waktu, dan perlu melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan. manajer perlu mengavaluasi antara apa yang direncanakan dan hasil aktualnya, evaluasi terhadap perubahan situasi dan kondisi, serta maslah-masalah yang dihadapi sekarang dan di masa yang akan datang, serta tindakan perlu untuk mengkoreksi masalah yang ada dan untuk menghindari timbulnya masalah di kemudian hari.

2.4.       Peranan Projek manajer
Projek manajer mempunyai peranan sebagai berikut:
§  Berperan untuk mengintegrasikan beberapa kegiatan yang berbeda untuk mencapai tujuan tertentu.
§  Berperan juga sebagai seorang komunikator. Dengan ini berarti projek manajer menjadi tempat terakhir menujunya laporan-laporan, memo, permintaan dan keluhan. Projek manajer juga mengambil input dari banyak sumber, mengolah dan menyampaikan informasi ke beberapa pihak dan memastikan bahwa semua orang yang punya peran dalam proyek mengetahui informasi mengenai kebijaksanaan, tujuan, anggaran, jadwal kebutuhan, dan perubahan yang ada dalam proyek sesuai peran yang dimiliki.
§  Berperan untuk mengambil keputusan yang menjadi wewenangnya, antara lain mengenai realokasi sumber daya, mengubah lingkup proyek, menyeimbangkan kriteria biaya, jadwal dan performansi.
§  Merupakan seorang enterpreuneur yang harus berusaha untuk melakukan pengadaan dana, fasilitas dan orang agar proyek dapat berjalan.
§  Merupakan seorang agen pengubah yang mempelopori pemakaian ide yang baru dan inovatif dan berusaha keras mengatasi halangan untuk melakukan perubahan.

2.5.       Tanggung Jawab Projek manajer
Seorang projek manajer memiliki tanggung jawab utama yaitu menyerahkan hasil akhir proyek dalam kriteria waktu, biaya, dan informasi yang telah ditetapkan, termasuk profit yang ditargetkan. Secara garis besar tanggung jawab projek manajer adalah (Soeharto, 1997):
  • Merencanakan kegiatan-kegiatan dalam proyek, tugas-tugas dan hasil akhir, termasuk pemecahan pekerjaan, penjadwalan dan anggaran.
  • Mengorganisasikan, memilih dan menempatkan orang-orang dalam tim proyek. Mengorganisasikan dan mengalokasikan sumber daya.
  • Memonitor status proyek.
  • Mengindentifikasikan masalah-masalah teknis.
  • Titik temu dari para konstituen: subprojek manajer, user, konsultan, top management.
  • Menyelesaikan konflik yang terjadi dalam proyek.
  • Merekomendasikan penghentian proyek atau pengerahan kembali sumber daya.

2.6.       Kegiatan yang Dilarang oleh Projek Manajer
§  Memimpin dengan leadership yang kurang memadai
Teamwork adalah segalanya. Kesimpulan para project manager yang berhasil menyatakan bahwa bagaimanapun sulitnya proyek, akan dapat teratasi jika teamwork bagus dan solid. Banyak pula referensi ilmiah yang menyebutkan demikian. Lihatlah proyek yang berhasil, akan selalu dikerjakan oleh tim yang bagus. Salah satu faktor terpenting membentuk teamwork yang bagus hanyalah leadership. Di sinilah korelasi terkuat bahwa Project Manager yang memiliki leadership yang kuat, cenderung memiliki track record yang baik. Banyak projek manajer yang tidak memahami hal ini. Project Manager hanya dinilai dan dipilih berdasarkan like and dislike. Tidak sedikit pula Project Manager dipilih hanya karena hard competencies tanpa melihat kemampuan leadership. Akibatnya tim proyek menjadi tidak terbentuk dengan baik bahkan terjadi konflik internal yang tak kunjung usai. Proyek menjadi tidak dilaksanakan sesuai rencana.

§  Melakukan kesalahan estimasi saat tender.
Fase tender adalah fase yang memegang peranan yang paling tinggi yang berdampak terhadap keberhasilan proyek. Pada fase ini projek manajer harus mampu merencanakan proyek dengan baik. Jika dalam project life cycle mengenal istilah planning, maka dalam konteks projek manajer, perencanaan saat tender adalah pra-planning yang ibarat membuat chip sebuah processor komputer. Kesalahan yang sering terlihat adalah projek manajer tidak membuat sistem tender yang memadai. Beberapa contoh adalah:
·         Estimator yang tidak kompeten. Estimator seringkali karyawan yang dianggap gagal di proyek yang lalu ditempatkan pada bagian tender yang tentu saja kehilangan motivasi bekerja. Akibatnya proses estimasi tidak dilakukan dengan baik.
·         Proses perhitungan tidak optimal dalam menggali potensi atau risiko serta strategi-strategi penting yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang baik.
·         Kondisi draft kontrak sering tidak dikaji terlebih dulu apalagi proyek pemerintah. Jarang melakukan cross-check atas beberapa dokumen yang sering berbeda satu dengan lainnya.
·         Tidak melakukan site investigation yang memadai.
Kondisi ini diperparah bahwa pelajaran ini terputus karena tidak dilakukan pencatatan-pencatatan yang bisa menjadi lesson learn penting. Terlebih lesson learn tersebut cenderung melekat pada orang, bukan pada sistem. Sehingga pergantian personil atau pejabat tender, berarti akan mengulang kesalahan. Tak heran kejadian ini terjadi berulang kali.
§  Menganggap remeh kontrak.
Kontrak bisa dikatakan kitab suci dalam menjalankan proyek. Oleh projek manajer, kontrak sering hanya disimpan dalam laci hingga proyek selesai atau jika tidak pada saat  proyek terlanjur mengalami masalah kontraktual. Kadang pula kontrak baru ditandatangani pada saat proyek hampir selesai dilaksanakan. Dampak akibat masalah kontrak ini merupakan yang terbesar terhadap biaya. Sehingga apabila projek manajer mengabaikan aspek kontrak, maka peluang menderita kerugian yang besar akan tinggi.
Personil yang menguasai kontrak secara benar pun bisa dihitung dengan jari. Pemahaman kontrak sering didapat dari mulut ke mulut, bukan dari dasar literatur yang benar. Peraturan yang adapun berbeda persepsi satu dengan lainnya alias tidak singkron. Alhasil, terjadi penyimpangan sistemik. Jika ingin cek, coba saja tanyakan definisi dan bagaimana seharusnya pelaksanaan kontrak lump sum pada beberapa orang termasuk konsultan dan auditor, hampir dipastikan jawabannya akan berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan sering dispute dalam pelaksanaan kontrak yang begitu melelahkan. Jika projek manajer lemah dalam penguasaan kontrak, maka projek manajer akan dalam masalah yang besar.
§  Melakukan Perencanaan sambil Jalan
Istilah ini rasanya cukup tepat untuk menyebut perencanaan ala projek manajer yang sering bermasalah dalam pelaksanaan proyeknya. Perencanaan pada saat awal kurang baik atau dilakukan setengah hati. Padahal masa awal proyek adalah masa “emas” untuk melakukan perencanaan yang matang. Perencanaan yang baik yang dilakukan pada awal proyek sebelum proyek dilaksanakan akan menentukan keberhasilan proyek.
Fase perencanaan adalah sangat menentukan. Pada fase ini, perencanaan yang telah dilakukan pada saat tender direview dan didetailkan. Proses perencanaan sendiri memang berjalan sejak awal proyek hingga proyek selesai. Namun porsi perencanaan harus lebih banyak di awal. Hal inilah yang tidak disadari oleh projek manajer. Akhirnya mereka melakukan perencanaan sambil jalan, sehingga menimbulkan masalah dalam pelaksanaannya sebagai akibat perencanaan yang tidak baik. Perencanaan sambil jalan ini sering menyebabkan mismatch yang berdampak pada produktifitas rendah yang berujung pada keterlambatan.
§  Melakukan Analisis Resiko dengan Setengah-Setengah
Projek manajer pasti tahu apa itu risiko, tapi belum tentu tahu apa itu manajemen risiko, apalagi melaksanakannya. Mereka tahu ada risiko kenaikan harga, risiko cuaca buruk, risiko keterlambatan pelaksanaan. Namun mereka tidak tahu bagaimana menilai dan mengelola risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. Akibatnya jelas risiko akan terjadi sesuai prediksi mereka tanpa melakukan langkah antisipasi yang memadai.
Projek manajer cenderung membuat cadangan keuntungan yang sebanyak mungkin untuk mengantisipasi risiko. Kadang-kadang dengan cara yang salah. Risiko ditangani pada saat risiko tersebut benar-benar terjadi. Padahal penanganan risiko yang telah terlanjur terjadi membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan bisa saja membuat proyek mengalami kegagalan fatal jika risiko yang terjadi adalah risiko yang berdampak sangat besar. Seberapa besar cadangan yang ada, biasanya selalu kurang. Fokus hanya pada membuat cadangan dan tidak melakukan pengelolaan risiko adalah kesalahan yang turun-temurun di projek manajer kita.
§  Tidak Memastikan Informasi Diterima dengan Baik
Komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi yang harus dilakukan dalam rangka memastikan informasi diterima dengan baik. Banyak sekali projek manajer yang tidak menyadari pentingnya aspek ini, padahal proyek konstruksi melibatkan begitu banyak pihak dengan hubungan yang cukup rumit. Sehingga arus informasi harus dikelola dengan hati-hati. Seringkali informasi penting disampaikan dengan cara yang tidak tepat, sehingga informasi datang terlambat, dipahami sepotong-potong, bahkan salah persepsi. Komunikasi juga sering dilihat dan dipahami sebagai komunikasi langsung seperti fasilitas telepon, HP, HT, dan lain-lain. Project manager masih menganggap bahwa dengan memenuhi fasilitas tersebut berarti telah memenuhi aspek komunikasi proyek. Banyak kerancuan pemahaman yang terjadi.
§  Melakukan Hubungan yang Jelek dengan Stakeholder
Stakeholder proyek adalah Pemilik, Pengawas, Perencana dan Vendor. Mereka haruslah berada dalam satu kesepahaman yang sama bahwa mereka adalah bagian dari satu tim yang menentukan keberhasilan proyek. Sekat kepentingan harusnya dapat dinegosiasikan. Projek manajer sangat berkepentingan terhadap terbentuknya hubungan yang baik dengan semua stakeholder. Sedemikian projek manajer harus mampu berkontribusi positif dalam terbentuknya hubungan yang kondusif yang sangat membantu dalam hal kelancaran komunikasi proyek. Peran Project Manager sangat tinggi sebagai komunikator dan negosiator.
Kesalahan saat ini adalah projek manajer lemah dan kurang berkontribusi besar dalam terbentuknya teamwork tersebut. Kebuntuan komunikasi selalu dianggap sebagai suatu “permintaan” salah satu pihak, padahal tidaklah selalu demikian. Kesalahan lain adalah menganggap vendor sebagai pihak yang lebih rendah. Padahal tanpa vendor, projek manajer bukanlah apa-apa. Adapula yang salah kaprah yang mendekati vendor dengan maksud tertentu. Ini akan membuat posisi tim proyek akan lemah dalam mengendalikan vendor tersebut serta potensi hidden cost. Perlu diperhatikan prinsip ekonomi bahwa pengorbanan atau biaya sedikit-mungkin untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Vendor cenderung menyambut baik indikasi ini untuk mendapatkan keuntungan lebih seperti prinsip ekonomi tersebut. Disadari atau tidak, tapi ini adalah fakta.
§  Tidak memahami Critical Success Factors (CSF’s) Proyek
Critical success factors (CSF’s) proyek adalah faktor yang paling menentukan keberhasilan proyek / project success. Projek manajer jarang mengetahui tentang hal ini. Sehingga proyek sulit mencapai target yang ditentukan atau menjadi tidak berhasil. CSF’s bisa berupa detail gambar yang baik, financing yang memadai, tersedianya jalan akses sementara sejak awal proyek, kualitas tenaga finishing yang baik, penanganan cuaca yang memadai, dan lain-lain. Ini sangat tergantung dengan karakter proyek yang unik. Tiap proyek akan memiliki CSF’s yang berbeda yang harus diidentifikasi dan dikelola sejak awal proyek.
Umumnya di Indonesia,  lebih mengandalkan kemampuan problem solving (walaupun belum begitu baik). CSF’s disadari pada pertengahan jalan dan terlambat untuk mulai dikelola dengan baik. Kalaupun ada segelintir yang tahu, tapi belum dilakukan pengelolaan yang sistematis, sehingga proyek jarang yang berhasil dengan baik. Kondisi ini terjadi berulang kali hingga sekarang. Tak berlebihan jika penyebab utama karyawan proyek terlihat bekerja jauh lebih keras dari sektor lain adalah karena hal ini.



2.7.   Upaya untuk Meningkatkan Profesionalitas Projek Manajer
a.              Meningkatkan Budgeting and Cost Skills
Projek manajer harus meningkatkan kemampuan dalam hal membuat anggaran biaya proyek baik dalam hal analisis biaya proyek, analisis kelayakan investasi agar keuangan proyek dapat berjalan optimal sesuai dengan keinginan penyedia dana.
b.             Meningkatkan Schedulling and Time Management Skills
Projek manajer dituntut untuk dapat mengelola waktu secara baik agar proyek dapat selesai tepat waktu seperti yang diharapkan. Untuk mengelola waktu ini projek manajer harus mendefinisikan aktivitas-aktivitas yang diperlukan, misalnya dengan teknik WBS (Work Breakdown Structure). Selain itu, projek manajer harus mampu memperkirakan waktu bagi setiap aktivitas secara realistis.
c.              Meningkatkan Technical Skills
 Kemampuan teknis melingkupi pengetahuan dan pengalaman dalam hal proyek itu sendiri, dengan mengetahui prosedur-prosedur dan mekanisme proyek. Kemampuan ini biasanya didapatkan dari penimbaan ilmu khusus, misalnya Institut Manajemen Proyek, dsb.
d.             Meningkatkan Resource Management and Human Relationship Skills
Projek manajer perlu memahami akibat dari kegagalan dalam mengelola sumber daya, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menempatkan sumberdaya yang ada dan menjadwalkannya. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk membangun jaringan sosial dengan orang-orang yang terlibat di dalam proyek, seperti para stakeholder.

e.              Meningkatkan Communication Skills
Perencanaan sebuah proyek akan menjadi tidak berguna ketika tidak ada komunikasi yang efektif antara projek manajer dengan timnya. Setiap anggota tim harus mengetahui tanggung jawab mereka.
f.              Meningkatkan Negotiating Skills dalam berhubungan dengan Client
 Selain kemampuan komunikasi yang baik, negosiasi juga memerlukan strategi dalam menarik dukungan manajemen atas atau sponsor mereka, bagaimanapun, pihak yang bernegosiasi harus dapat melihat loyalitas sang manajer terhadap mereka, baru kemudian akan muncul kepercayaan.
g.             Meningkatkan Marketing, Contracting, Customer Relationship Skills
 Projek manajer juga harus memiliki kemampuan untuk memasarkan hasil proyeknya, karena akan sangat tragis ketika sebuah proyek yang sukses secara implementatif, tetapi outputnya tidak dibutuhkan oleh para penggunanya. Selain itu, kedekatan dengan konsumen sangat diperlukan. Sang manajer perlu responsif terhadap perubahan kebutuhan dan persyaratan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam konsep TQM, kunci utama untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah komunikasi secara terus-menerus anatar pelanggan maupun antar tim proyek (Tjiptono&Diana, 2003).
h.             Meningkatkan Leadership Skills
Kepemimpinan menjadi salah satu peranan penting yang dimiliki oleh seorang projek manajer. Apa yang dilakukan oleh projek manajer menendakan bagaimana seharusnya orang lain atau timnya bekerja.


PENUTUP
Kesimpulan
Projek manajer yang baik adalah orang yang selalu meningkatkan skill yang dimilikinya seperti meningkatkan technical skills,leadership skill,communication skill, dan skill lainnya. Hal terpenting yang harus dimiliki oleh projek manajer adalah kemampuan menjalin kerjasama yang baik dengan client dan mampu memimpin dan mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim yang dipimpinnya.
Kesalahan yang dilakukan oleh projek manajer akan membawa dampak yang besar untuk perusahaannya karena berhubungan dengan customer/pelanggan. Pelanggan yang kecewa akan sulit untuk kembali melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut.











DAFTAR PUSTAKA
1.                       www.google.com
2.                       http://rahmaekaputri.blogspot.com/2012/04/manajer-proyek.html
3.                       https://sites.google.com/site/operasiproduksi
4.                       www.wikipedia.com
5.                       http://tim-proyek-245864.html
6.                       http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx